Mutilasi: Sakit Hati Plus "Inspirasi" dari Televisi? (2)

By nova.id, Rabu, 28 Juli 2010 | 04:09 WIB
Mutilasi Sakit Hati Plus Inspirasi dari Televisi 2 (nova.id)

Mutilasi Sakit Hati Plus Inspirasi dari Televisi 2 (nova.id)

"Si Jagal dari Jombang, begitulah julukan bagi Ryan (Foto:Ahmad Fadilah) "

SEMAKIN BANYAK TERJADI

Pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan seorang suami terhadap istrinya di Ciwidey, menambah panjang daftar kasus mutilasi yang pernah terjadi di Indonesia. Dalam sebuah laporan, Litbang Kompas mencatat terjadi 13 kasus mutilasi sepanjang tahun 2008. Mirisnya, jumlah itu semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berikut beberapa di antaranya:

1960-an

Kasus Aminah, begitu orang menamakan peristiwa pembunuhan yang dilakukan seorang ibu bernama Aminah. Mayat korban dipotong sedikit demi sedikit untuk dijadikan sup yang dijual di warungnya. Kejahatan Aminah terbongkar ketika seorang pembeli curiga melihat potongan tulang mirip jari manusia di dalam supnya.

1967

Korban Lily Kartika Dewi (28) dan anaknya, Iwan Kartika (5), dihabisi Bob Liem alias Ray Manaf, suami Lily. Liem mencincang tubuh istri dan anaknya, lalu ditanam di dinding  dapur apartemen mereka di HongKong. Kendati tinggal di HongKong, mereka adalah WNI.

1976

Ketahuan menggelapkan uang perusahaan, Sukirman nekat membunuh Henny Lihiang (49). Tubuh kasir yang nahas itu dimutilasi oleh Sukirman dengan tujuan menghilangkan jejak.

1978

Tubuh Ir. Nurdin Koto ditemukan tewas terpotong-potong delapan bagian di Kali Kresek, Jakarta Utara. Latar belakang rebutan harta, Carl Albert Togas, rekan Nurdin, melakukan hal keji itu.

1980

Ditemukannya mayat tak teridentifikasi yang terpotong menjadi 13 bagian di Jalan Sudirman, Jakarta. Hingga kini, kasus tersebut tidak pernah terungkap jelas.

1989

Diah dibunuh dan dimutilasi Agus, suaminya, di rumah mereka. Kata Agus, Diah terlalu cerewet, menekan, sehingga ia sakit hati. Agus juga panik karena Diah mengendus ia punya istri muda.

2002

Potongan tubuh ditemukan di bagasi taksi Royalty di Cisarua. Korban bernama Abdul Kadir, warga Condet.

2005

Dua kasus terjadi di Medan. Yang pertama, seorang perempuan usia 30 tahun. Kasus kedua, mayat dipotong tiga bagian. Kasus ini terungkap setelah seekor anjing terlihat menggondol potongan tangan yang tersembul dari tas plastik. Dua kasus lain terjadi di Jakarta.

2006

Terjadi dua kasus mutilasi dengan korban laki-laki dan perempuan.

2007

Tahun ini tercacat lima kasus pembunuhan dengan mutilasi. Potongan tubuh korban ada yang ditemukan di kali, tempat sampah, bahkan dekat pusat perbelanjaan.

2008

Dari lima kasus di tahun sebelumnya, tahun 2008 naik menjadi 13 kasus. Dua kasus yang menonjol dan banyak diberitakan adalah yang dilakukan Yati terhadap suaminya dan yang dilakukan Ryan. Yang disebut belakangan ini, menelan banyak korban sehingga "prestasi"nya dianggap mencengangkan.

2009

Terjadi mutilasi yang menggembarkan lantaran korbannya adalah tujuh anak yang sebelunnya diduga sebagian disodomi terlebih dulu. Tersangka pelaku mutilasi adalah Baekuni alias Babe. Pria asal Kuningan Jawa Barat ini terancam hukuman mati lantaran melakukan pembunuhan berencana.

 Beberapa bulan sebelumnya, masih di tahun yang sama, Wulan, maahasiswi asal Jombang juga jadi korban mutilasi. Sebagian potongan tubuhnya ditemukan di Desa Mojosemi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, serta di dalam bus yang masuk ke terminal Yogyakarta.

2010

Tercatat sejak awal tahun ini paling tidak ada tiga kasus mutilasi. Pertama, Maret lalu penemuan mayat terpotong ditemukan di Pintu Air Halim, Jl. Inspeksi Saluran Kalimalang, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur. Ciri mayat memiliki tato kupu-kupu. Hingga kini identitas mayat belum diketahui.

 Kedua, bulan Juni, di Karawang, korbannya Victor Rizky Wibowo (27) ditemukan tewas tanpa kaki. Victor diduga diculik oleh sindikat yang minta tebusan Rp 300 juta, tapi tak dipenuhi keluarga korban.

 Masih di bulan Juni, di Bondowoso, Jatim, warga Maesan menemukan mayat Syahrul tanpa kepala di tengah sawah. Tersangka pelaku mutilasi ditangkap polisi lima hari kemudian. Latar belakangnya, diduga perselingkunhan antara istri Syahrul dengan Faisol, otak pembunuhan sadis tersebut.

***