Pengalaman dan ilmu yang didapat dari 10 tahun bekerja sejak 1990 di sebuah pabrik bunga plastik di Tangerang membuat Hendrik Wijaya (39) mantap membangun usaha sendiri di bidang yang sama. Hendrik yang saat itu bekerja di bagian kimia di pabrik itu mengaku paham seluk beluk pembuatan sampai pemasarannya. Sambil bekerja di sana, ia mulai merintis usaha di Tangerang.
Dengan mendatangkan bahan baku plastik dari distributor, mulailah ia memproduksi bunga artifisial sendiri, dengan merek Amelia Plastik. Desain pun dibuat sendiri. "Idenya bisa saya dapat dari melihat bunga hidup sewaktu jalan-jalan, lalu saya buat desain palsunya," ujar Hendrik yang kini punya 60 karyawan. Yang paling lama dari proses produksi bunga plastik ini adalah pembuatan moulding alias cetakannya lantaran terbuat dari besi.
"Semakin rumit desain, pembuatannya semakin lama, bisa makan waktu lebih dari dua bulan. Tapi proses produksi bunganya sendiri sangat cepat," ujarnya. Setelah dibuat cetakannya, komponen bunga tinggal dibuat sesuai warna dan model yang diinginkan, antara lain sari putik, kelopak, tangkai, mahkota, dan daun. Setelah itu, barulah komponen-komponen ini dirangkai sehingga membentuk bunga.
Ada ratusan jenis bunga yang dibuat Amelia Plastik. Antara lain, rambat kamboja, rambat seruni, rambat linaria, lili, dan anggrek. Satu jenis tersedia dalam tujuh pilihan warna. Harganya pun macam-macam. Bunga rambat seruni, misalnya, Rp 55 ribu per lusin. Sejak bulan Mei lalu, menurut Hendrik, permintaan meningkat lantaran menjelang Lebaran. "Kalau sedang musim ramai, bisa naik 2-3 kali lipat. Pernah ada permintaan dari luar negeri, tapi saya tidak sanggup karena menyuplai lokal saja sudah kerepotan."
HASUNA/ bersambung