Tragedi Elpiji Terus Terjadi (1)

By nova.id, Selasa, 6 Juli 2010 | 17:09 WIB
Tragedi Elpiji Terus Terjadi 1 (nova.id)

Tragedi Elpiji Terus Terjadi 1 (nova.id)
Tragedi Elpiji Terus Terjadi 1 (nova.id)

"Foto: Debbi "

Nasi Bau

Wawan, Murni, dan Amel harus dirawat untuk mengobati luka bakar mereka. Murni menderita luka bakar nyaris di sekujur tubuh, kecuali perut. Sementara Wawan, luka di bagian kepala, tangan, dan kakinya. Akan halnya Amel yang menderita luka bakar 40 persen, setelah dirawat di RS, Rabu (30/6), telah meninggal dunia.

Wawan mengaku tidak sedang merokok saat menyalakan kompor. "Memang, sih, beberapa hari sebelumnya, saya mencium seperti bau gas bocor tapi saya pikir itu bau tumpukan sampah di depan rumah yang kena air hujan." Kini Wawan tambah berduka, setelah Amel meninggal.

Gara-gara ledakan itu, Murni yang sehari-hari bekerja di pabrik konveksi di Tangerang, terpaksa melakukan persalinan mendadak. Bayinya dioperasi Caesar Sabtu malam itu juga. Berarti si jabang bayi lahir tiga minggu lebih cepat dari jadwal perkiraan persalinannya. "Alhamdulillah, bayi perempuan kami lahir selamat dan sehat. Sekarang sudah dibawa pulang kakak saya," ujar Murni yang tak bisa memberi ASI kepada si kecil. Bahkan memberi nama untuk anaknya, belum sempat dilakukan. Murni juga sulit bicara karena bibirnya melepuh.

Kakak kandung Murni, Mun, berkisah, sebetulnya ia sudah punya firasat buruk sebelum mengalami musibah itu. Lima hari sebelum kejadian, katanya, nasi yang dimasaknya berbau tak enak sehingga terpaksa dibuang. "Bukan basi, tapi bau banget. Itu terulang sampai tiga hari berturut-turut. Saya jadi bingung. Sempat saya tanyakan ke warung tempat saya beli beras, tapi katanya pembeli lain tak ada yang komplain. Penjualnya bilang, mungkin ada saudara yang sakit. Mungkin itulah arti firasat itu."

Hasuna/ bersambung