Upik kecil, cerita Saleha, sangat berani, bertabiat keras, dan peduli kepada sesama. "Kalau bertemu pengemis, dia selalu mengingatkan saya untuk memberi uang. Dari kecil, seperti saudara-saudaranya, dia memang tidak pernah saya bedakan, meski dia perempuan satu-satunya. Yang paling utama saya menekankan anak-anak untuk mempelajari agama dan berani. Dia bahkan enggak takut untuk berkelahi, meski dengan laki-laki," ungkap Saleha tertawa.
Oleh karena lebih senang berorganisasi, Upi yang lulusan Fakultas Sastra Inggris dari sebuah Universitas di Australia itu kemudian memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaanya dan fokus ke organisasi kemanusiaan yang digelutinya. "Itulah Upi," kata Saleha dengan nada bangga.
Edwin Yusman F / bersambung