Kedai Es Krim Zaman Belanda (1)

By nova.id, Kamis, 3 Juni 2010 | 17:09 WIB
Kedai Es Krim Zaman Belanda 1 (nova.id)

Kedai Es Krim Zaman Belanda 1 (nova.id)
Kedai Es Krim Zaman Belanda 1 (nova.id)
Kedai Es Krim Zaman Belanda 1 (nova.id)

"Kedai es krim TipTop di Jl Mangkubumi Yogyakarta, masih menggunakan mesin yang digunakan sejak 1950 oleh perintisnya, Alim Kurnianto (Foto:Rini S) "

Tujuh Rasa

Ada tujuh menu utama es krim TipTop dengan tujuh rasa yang hingga kini tetap dipertahankan. "Ketujuh menu itu semuanya dibuat dari susu segar tanpa pengawet. Gulanya gula pasir asli. Menu spesialnya bernama Es Cream TipTop. Karena enggak pakai pengawet, jadi cepat meleleh kalau tidak segera disantap. Itulah keistimewaan es krim kami. Pernah kami kedatangan orang Indonnesia yang telah lama tingggal di Italia. Saat menciicipi es krim kami, dia bilang rasanya persis seperti es krim di Italia," ujar Mike penuh kebanggaan.

Untuk menyelaraskan dengan lidah anak muda sekarang, Mike memodifikasi menu es krim campuran dari tujuh rasa utama tadi dengan buah-buahan segar. Hasilnya, menjadi 35 rasa. Andalannya antara lain Banana Split, perpaduan pisang cavendis, cokelat dan es krim. "Ada juga Fosco, Cassatta, Vanilla Float, Strawberry dan Kopyor."

Selain menu es krim yang abadi, Mike tak segan menunjukkan alat pembuat atau pemutar es krim yang difungsikan sejak 1950 yang dibeli Eyangnya.

"Sejak digunakan pertama kali, alat itu belum pernah rusak. Kami selalu memeliharanya dengan baik. Waktu itu Eyang membeli dua alat sekaligus. Maksudnya buat serep. Tapi rupanya satu saja belum pernah rusak. Jadi serepnya sejak 1950 sampai sekarang masih tersimpan rapi dalam kardusnya. Selain mesin pemutar, alat tertua di sini adalah showcase untuk menyimpan es krim yang siap jual."

Untuk menemani legitnya es krim, sejak awal kedainya menjual pula lapis Surabaya, pastel dan risoles. Baik es krim maupun kudapan tadi sama-sama digemari. Salah satu penggemarnya adalah Sultan HB X dan permaisuri GKR. Hemas. "Kadang Ngarsadalem datang bersama ajudan saja. Selain menikmati es di tempat, ada juga yang dibawa pulang. Bayarnya kontan, lho. Beliau selalu datang seperti orang kebanyakan, kok. Kami pun melayaninya seperti pembeli lain. Semua pembeli bagi kami istimewa," tegas Mike.

Begitu bangganya Mike pada usaha keluarganya, ia rela mentato dua tangannya. Tangan kanan ada tato wajah neneknya. Sedangkan sebelah kirinya tato bertuliskan TipTop lengkap dengan ornamennya.

RINI SULISTYATI / bersambung