Resto Kemiri, Serasa Pulang Kampung

By nova.id, Rabu, 24 Februari 2010 | 17:09 WIB
Resto Kemiri Serasa Pulang Kampung (nova.id)

Resto Kemiri Serasa Pulang Kampung (nova.id)
Resto Kemiri Serasa Pulang Kampung (nova.id)

"Foto: Agus Dwianto/Nova "

Di Kemiri, terdapat 20 counter bernuansa tradisional yang menjual snack, minuman dan makanan berat. Ada beberapa counter yang menjual lebih dari dua jenis makanan. "Counternya memang ada 20. Tapi, jenis makanan yang kami sajikan ada sekitar 50 hingga 60 jenis. Tiap dua minggu sekali menunya berganti. Kecuali makanan yang sangat digemari pelanggan," terang Direktur Pengelola Kemiri, Alvert Buntaran.

Masuk ke Kemiri memang serasa pulang kampung. Oleh karena itu, warga Ibukota yang rindu kampung halaman, bisa mengobati rindunya di Kemiri. Bayangkan saja, segala yang bernuansa kampung, dihadirkan sebagai hiasan interior di sana.

Contohnya, keranjang pisang, sangkar burung, untaian padi di atas genting, atau sepeda ontel tua. Sajian yang dihidangkan pun asli Indonesia. Mulai dari bakmi Jawa, karedok, nasi liwet, gudeg, kambing guling, atau segelas bir pletok. Kesegaran daun pisang atau anyaman bambu khas Indonesia hadir sebagai alas makan.

"Kami sengaja menciptakan konsep tempat jajan yang suasananya seperti pulang kampung. Kami menyajikan semua masakan, minuman, dan jajanan seperti rasa aslinya di daerah makanan itu berasal. Sebelum membuka Kemiri, saya sudah datang ke berbagai daerah. Lalu, kami rekrut para penjual makanan itu untuk dibawa ke Jakarta."

Mereka, lanjut Alvert, dilatih mulai dari soal pengetahuan cara memasak di dapur modern, kebersihan dan managerial-nya. Hasilnya, rasa olahan makanan tetap sama. Tapi higienitasnya lebih terjamin.

Konsep tempat makan di Jakarta masa kini pada umumnya dari luar negeri. Sedangkan citra makanan lokal, setiap kali hendak menyantap yang enak, harus di pinggir jalan atau pojokan."Tidak ada tempat yang representatif. Itu sebabnya saya buat konsep tempat jajan seperti kampung halaman di kawasan Jakarta Selatan. Kebetulan, di kawasan ini juga banyak bermukim ekspatriat. Mereka sering bersantap di sini karena suka melihat cara chef kami mengolah makanan. Selama ini, bila mereka hendak makan masakan Indonesia, cuma kenal nama tapi tidak tahu itu makanan apa. Di sini, mereka memilih bahannya langsung, bahkan melihat cara pengolahannya."

Terhitung sejak Kemiri buka, menu Kambing Guling jadi menu favorit. Rahasianya? "Kami bikin dagingnya empuk tanpa obat maupun dedaunan. Daging kambing terus diputar. Dengan cara itu, lemak yang ada di dalamnya akan panas sehingga mengempukkan daging. Mungkin karena costumer senang bisa langsung menyaksikan cara pengolahan kambing guling, tiga kambing muda bisa langsung habis, lho," terang Indra, Eksekutif Chef Kemiri.

Rini Sulistyati