Demikian pula dengan coraknya yang tak bisa lepas dari gambar burung merak atau burung cipret yang menjadi ciri khas batik klasik Sidoarjo. Tapi, yang beda dengan produk batik lainnya, jika kain batik di daerah lain digunakan sebagai baju, maka tidak demikian halnya dengan batik bagi etnis Madura. Batik, rata-rata digunakan sebagai sarung, jarit, selendang bayi, serta udeng (kain yang dililitkan di kepala). "Dalam tradisi Madura, tidak ada batik yang digunakan sebagai bahan baju," imbuh Suniyah sambil menceritakan bahwa dulu saking banyaknya pemesan, ketika memasuki musim hajatan, warga Madura yang memesan batik ke mertuannya harus antri terlebih dulu.
Setelah batik mendapat pengakuan luas, sekitar satu atau dua tahun belakangan ini, istri Bupati Sidoarjo mencanangkan sebutan batik Sidoarjo, tanpa embel-embel kata Madura. Dengan sebutan baru itu, para perajin juga mulai melakukan improvisasi soal corak dan warna sesuai dengan kebutuhan dan tren masyarakat. Penggunaannya pun tidak sekedar dibuat jarit, atau selendang bayi, tapi juga dibuat baju pria, wanita dan juga keperluan lainnya.
Gandhi