Tiga Gadis Dijual ke Kafe

By nova.id, Selasa, 26 Januari 2010 | 00:03 WIB
Tiga Gadis Dijual ke Kafe (nova.id)

Keterbatasan lapangan pekerjaan di Jawa membuat para gadis ini nekat mengadu nasib ke luar pulau. Tawaran pekerjaan sebagai wanita penghibur di sebuah kafe, tak membuat takut.

Namun sebelum mereka diberangkat melalui Kabupaten Malang, kasus dugaan perdagangan wanita atau trafficking ini keburu tercium petugas buser Polres Malang. Buntutnya, kasus ini digagalkan petugas, Sabtu (23/1) siang, setelah menggerebek rumah La, 28, seorang wanita asal Desa/Kecamatan Sumberpucung. La yang sedang menyusui anaknya yang masih balita ini diduga merupakan jaringan trafficking. Dia diduga berprofesi sebagai penyedia wanitanya.

Dari rumah La, petugas menggiring tiga gadis, masing-masing asal Blitar, yakni At, 20, dan Fl, 23, serta Eka, 21, asal Solo. "Rencananya, ketiga gadis itu akan dijadikan wanita penghibur. Namun semua itu masih kami selidiki. Kami akan mengungkap jaringan lainnya," kata AKP Kusworo Wibowo SH, Kasat Reskrim Polres Malang, Minggu (24/1).

Catatan di kepolisian, selama kurun tiga bulan ini, Polres Malang sudah tiga kali menggagalkan kasus dugaan trafficking. Semua korbannya, rata-rata akan dijual ke luar Jawa, untuk dijadikan wanita penghibur di kafe. Seperti yang akan dialami ketiga gadis ini, mereka akan dijual pada seorang germo di Kalimantan Timur. Rencananya, mereka akan dijadikan wanita penghibur di sebuah kafe. Sistem kerjanya, mereka menemani pria hidung belang atau menemani pria yang sedang berkaraoke.

Menurut Kusworo, kasus ini terungkap gara-gara tetangga di sekitar rumah La curiga banyak perempuan muda berdatangan secara bersamaan di rumah itu. Kecurigaan warga bertambah karena para perempuan itu tinggal hingga beberapa hari bersama La. "Berdasarkan kecurigaan itulah, warga melapor polisi," ujar Kusworo.

Namun berkat kesigapan petugas, akhirnya kasus ini terkuak hanya beberapa saat sebelum mereka diberangkatkan. Kusworo yakin kalau petugas terlambat datang, mereka pasti sudah diberangkatkan.Mudahnya jaringan perdagangan wanita ini mencari calon mangsanya karena iming-imingan dari germonya cukup mengiurkan. Apalagi mereka tak dipungut biaya di muka. Semua biaya pemberangkatan, mulai dari penampungan di rumah La hingga tiba di lokasi pekerjaannya, ditanggung bos kafe. Baru setelah mereka sudah bekerja nanti, hanya disuruh mengganti uang tiket pesawat Rp 800.000 per orang.

Minggu (24/1) siang, mereka masih menjalani pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Malang. Mereka tak ditahan dan hanya wajibkan lapor, termasuk La. Perempuan ini tidak ditahan atas alasan kemanusian, yaitu masih menyusui anaknya yang masih kecil. Perempuan ini juga tinggal sendirian di rumah karena suaminya bekerja di luar negeri.fiq/surya