Penggilingan itu dilakukan di rumah tinggal Lily, sehingga tak ada pegawai warung yang tahu, "Itu memang rahasia perusahaan," ujarnya sambil tertawa. Selain itu, Lily punya cara khusus dalam menyeduh kopi. Setelah gelas yang berisi bubuk kopi dituangi air mendidih dan ampasnya mengendap, air seduhan direbus lagi, baru dituangkan ke gelas untuk disajikan. "Efeknya bikin orang ketagihan." Untuk memenuhi permintaan pengunjung muda, Lily menambahkan Coffee Float ke daftar menu.
Lily sendiri tidak menjual kopi dalam bentuk bubuk karena mereka ingin berfokus pada warung kopi. Dengan harga kopi berkisar di bawah Rp 10 ribu dan makanan yang harganya tak lebih dari Rp 25 ribu, omzet yang ia dapat setiap bulan tak terlalu besar, tapi cukup untuk menghidupi 8 orang pegawainya.
Meskipun banyak tawaran kerjasama, Lily tak tertarik. Ia dan sang adik yang mengaku tak ingin dipisahkan hanya ingin serius mengurus warung kopi peninggalan orangtua mereka. "Yang terpenting kualitas tetap terjaga," katanya mantap.
Dewi Sita/Nova