Tawarkan Froyo Sesuai Selera Dan Kondisi (1)

By nova.id, Rabu, 13 Januari 2010 | 17:05 WIB
Tawarkan Froyo Sesuai Selera Dan Kondisi 1 (nova.id)

Tawarkan Froyo Sesuai Selera Dan Kondisi 1 (nova.id)
Tawarkan Froyo Sesuai Selera Dan Kondisi 1 (nova.id)
Tawarkan Froyo Sesuai Selera Dan Kondisi 1 (nova.id)

"Foto: Daniel Supriyono/Nova "

"Kebetulan istri suka masak, jadi sedikit banyak tahu bagaimana meracik dan membuat froyo. Lalu, saudara, anak, teman yang djadi sasaran mencoba froyo buatan istri selama 3 bulan. Bahan-bahan yang dipakai campuran lokal dan luar. Kalau hanya bahan lokal terasa bau susunya. "Saya baru berani buka toko di MOI Kelapa Gading setelah menemukan rasa yang pas. Di luar dugaan begitu dibuka ternyata banyak peminatnya, terjual sampai 1.500 cup. Padahal, kami hanya menyebar 100 undangan. Yang paling disukai original dan blueberry. Kami menyediakan 30 topping dan 8 rasa yang tiap bulan diganti agar tidak bosan," tutur Halim yang menduga orang Indonesia jenuh dengan makanan yang sama. "Jadi, mereka memilih makanan sehat. Apalagi harganya terjangkau mulai dari Rp 16 ribu tanpa topping, dan yang paling mahal Icy Twin Rp 47 ribu."

Sampai saat ini Halim selalu turun langsung mengawasi karyawannya bekerja. "Saya harus tetap menjaga mutu, rasa, kebersihan, dan kualitas froyo. Bagaimana mengurus karyawan agar tidak bosan dan tetap semangat. Lalu, kondisi buah-buahan harus bersih. Ujungnya, kan, pasti ke pembeli, kalau suka akan datang lagi, tidak suka ditinggal. Apalagi, ada beberapa penjual memakai gerobak menjual harga murah hanya Rp 10 ribu. Selain rasanya lain, sudah menjatuhkan harga. Bagi kami tetap menjaga kualitas dan promo," kata Halim yang sudah memiliki 7 cabang termasuk di Surabaya.

Halim memperkirakan modal Rp 500 juta sampai Rp 1 M tergantung lokasinya. Agar tetap bertahan, Halim selalu menanyakan pendapat dan memotret pembeli. "Saya sangat suka melihat reaksi pertama mereka ketika mencoba froyo," papar Halim yang sedang berencana menjajal sistem delivery order. "Yang dipikirkan adalah jarak antar, agar sampai di rumah tidak mencair."Noverita K. Waldan

Foto: Daniel Supriyono