Sampai saat ini Halim selalu turun langsung mengawasi karyawannya bekerja. "Saya harus tetap menjaga mutu, rasa, kebersihan, dan kualitas froyo. Bagaimana mengurus karyawan agar tidak bosan dan tetap semangat. Lalu, kondisi buah-buahan harus bersih. Ujungnya, kan, pasti ke pembeli, kalau suka akan datang lagi, tidak suka ditinggal. Apalagi, ada beberapa penjual memakai gerobak menjual harga murah hanya Rp 10 ribu. Selain rasanya lain, sudah menjatuhkan harga. Bagi kami tetap menjaga kualitas dan promo," kata Halim yang sudah memiliki 7 cabang termasuk di Surabaya.
Halim memperkirakan modal Rp 500 juta sampai Rp 1 M tergantung lokasinya. Agar tetap bertahan, Halim selalu menanyakan pendapat dan memotret pembeli. "Saya sangat suka melihat reaksi pertama mereka ketika mencoba froyo," papar Halim yang sedang berencana menjajal sistem delivery order. "Yang dipikirkan adalah jarak antar, agar sampai di rumah tidak mencair."Noverita K. Waldan
Foto: Daniel Supriyono