Gus Dur Di Mata Wanita: "Jangan Bilang-bilang Mbak Nur, Ya!"

By nova.id, Kamis, 7 Januari 2010 | 02:28 WIB
Gus Dur Di Mata Wanita Jangan Bilang bilang Mbak Nur Ya! (nova.id)

Gus Dur Di Mata Wanita Jangan Bilang bilang Mbak Nur Ya! (nova.id)
Gus Dur Di Mata Wanita Jangan Bilang bilang Mbak Nur Ya! (nova.id)

"Myrna ratna (Foto: Dok.Pri) "

Topik obrolan bisa sangat luas, mulai dari politik, agama, budaya, musik, hingga sepakbola. Kegemaran membaca Gus Dur yang sudah terkenal itu membuat ia menjadi tokoh yang berwawasan luas. "Dia memang brilian dan dari dia saya bisa mendapat banyak informasi,"

Setahun sebelum Gus Dur terpilih menjadi Presiden RI, sesungguhnya ia pernah "membisikkan" firasat tersebut pada Myrna. Saat itu, di suatu siang, Gus Dur menghubungi Myrna lewat telepon dan mulai bercerita macam-macam. Salah satunya, mimpi melakukan perjalanan ziarah. "Dia lalu menyimpulkan 'Mbak, saya akan menjadi presiden'. Waktu itu saya hanya tertawa saja, tapi diam-diam saya catat."

Ketika menemui Gus Dur di Istana, Myrna mengingatkan Gus Dur akan mimpi yang pernah diceritakan padanya. Gus Dur, dengan gaya khasnya hanya terkekeh. Sikap humoris Gus Dur memang sudah melegenda. "Dalam setiap pertemuan, Gus Dur enggak pernah lepas dari humor-humor buatannya sendiri. Saya sampai tidak ingat saking banyaknya," kata Myrna sambil tergelak.

Walaupun Myrna tak menjadi wartawan Istana, kedekatannya dengan Gus Dur terus berlanjut. Di waktu senggangnya, Gus Dur sering menelepon Myrna untuk mendiskusikan berbagai macam hal. Bahkan, setelah berubah status menjadi presiden pun hubungan mereka tetap sama, "Saya pernah mengingatkan kalau dia sudah menjadi presiden, tapi dia cuek saja. Beliau memang sangat egaliter."

Salah satu momen yang tak terlupakan bagi Myrna adalah saat Gus Dur melayat dan ikut menyalati almarhum ayah Myrna. "Kala itu dia sudah menjadi presiden dan pasti luar biasa sibuk. Saya pun tidak tahu dari mana sebenarnya Gus Dur mendapat kabar tapi tahu-tahu datang dan ikut menyalati. Saya terharu sekali. Memang begitulah Gus Dur, tidak pernah membedakan kelas sosial," kisah Myrna.

Tak hanya itu, Gus Dur juga pernah menjenguk Myrna di rumah sakit saat ia menjalani operasi pengangkatan kista. Saat masih terbaring lemas pasca operasi, tiba-tiba beberapa orang Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) berdiri di depan kamar. Myrna yang bingung lalu bertanya apa maksud kedatangan mereka. "Mereka menjawab, sebentar lagi ada tamu,". Rupanya tamu yang dimaksud adalah Gus Dur. "Suster di rumah sakit sampai bertanya 'Mbak ini siapa?' Ha ha."

Atensi Gus Dur memang luar biasa pada siapa saja. Terutama jika ada warga NU yang sakit, menikah atau meninggal, Gus Dur akan berusaha datang meskipun lokasinya terpencil. Perhatian inilah yang meninggalkan duka mendalam bagi Myrna yang terakhir kali bertemu Gus Dur Agustus 2009 lalu.

Sekitar pukul 18.50, Myrna mendapat banyak SMS yang menanyakan kabar kepergian Gus Dur, "Saya coba telepon ke keluarga, begitu telepon diangkat sudah mendengar suara tangis. Saat itulah saya tahu beliau sudah tiada." Baginya, "Gus Dur adalah pelopor wajah Islam yang ramah, moderat, dan pluralis,"

Sita Dewi