Hanya saja sejak Gus Dur sakit, konsumsi telur dadar untuk Gus Dur dihentikan. Sebagai gantinya, hanya mengonsumsi makanan rendah kolesterol seperti havermout. Selain memasak untuk Gus Dur dan keluarga, Upi juga menyiapkan makanan untuk para pegawai yang bekerja di rumah tersebut. "Ibu yang merancang menu, saya tinggal masak. Khusus untuk Bapak, menunya berbeda."
Sebagai kepala keluarga, kenang Upi, Gus Dur tidak banyak permintaan. "Enggak pernah rewel, apa saja dimakan. Paling sesekali minta sawut (makanan tradisional yang terbuat dari serutan singkong yang dikukus, Red). Itu makanan kesukaannya."
Meski harus menyiapkan makanan setiap hari, Upi terbilang jarang berkomunikasi secara langsung dengan Gus Dur. Ia hanya berhubungan dengan Ny. Shinta Nuriah dan asisten Gus Dur. Setelah makanan siap, asisten pribadi Gus Dur yang akan mengantar langsung.
Tak setiap hari pula Upi masak untuk Gus Dur. "Maklum, Bapak, kan, orangnya suka sekali jalan-jalan. Kalau jalan, berangkat pagi dan pulangnya sudah malam."
Setelah Gus Dur tiada, Upi merasa amat kehilangan. "Dulu, kalau Bapak makan di meja makan, saya suka ngeliatin. Sejak Bapak masuk rumah sakit, rasanya rumah jadi sepi sekali," kata Upi yang masih terkenang saat sempat bersalaman dengan Gus Dur saat Lebaran lalu.
Sita Dewi