Semangka Berujung Penjara (1)

By nova.id, Rabu, 16 Desember 2009 | 22:28 WIB
Semangka Berujung Penjara 1 (nova.id)

Semangka Berujung Penjara 1 (nova.id)
Semangka Berujung Penjara 1 (nova.id)

"Kholil dan Basar akhirnya diberi penanguhan penahan setelah masalah ini diungkap ke publik. "

Kisah dua sekawan ini berawal saat Lebaran lalu mereka hendak bersilaturahmi ke tetangga kampung. Di perjalanan, rasa haus menyergap. "Kebetulan saat itu sinar matahari sedang terik-teriknya," kisah Basar. Mereka pun tak bisa menahan air liur ketika melihat semangka di kebun Darwati. Usai menepikan sepeda, mereka memetik sebutir semangka. Tapi tiba-tiba terdengar teriakan, "Maling! Maling!" Adalah Wan, keponakan Darwati, yang meneriakkan kata-kata itu sambil mengacungkan pistol. Dua sekawan itu pun hanya pasrah saat Wan yang bertugas di Polda Jatim menghajar mereka hingga terjungkal. "Saya mengaku salah dan minta maaf. Bahkan saya berani mengganti harga semangka itu. Tapi semua itu tak digubris."

Bukan hanya memukul, Wan juga menginjak-injak tubuh Kholil yang tersungkur. "Gigi saya sempat patah dan mulut berdarah," sela Kholil yang setelah dihajar Wan langsung diserahkan ke Polsek Mojoroto, Kediri.

Demi menunjukkan penyesalan, dua sekawan ini juga mengutus keluarga untuk minta maaf ke Darwati dan Wan. "Tapi maaf kami tak diterima. Kata mereka, perkara harus dilanjutkan," jelas Basar.

Dianggap KejamSejak itu, Basar dan Kholil ditahan. Sejak itu pula, keadaan ekonomi keluarga mereka kacau balau. "Anak sulung saya sampai putus sekolah," cerita Basar yang sehari-hari menjadi buruh. Nasib keluarga Kholil pun tak jauh berbeda. "Memang, istri saya kerja di perusahaan rokok, tapi enggak cukup untuk menghidupi keluarga." Alhasil, istri basar harus jadi buruh cuci demi menghidupi kedua anaknya.(Bersambung)

Gandhi Wasono M.

Foto-foto: Gandhi/NOVA