Para Relawan Berbagi Pengalaman (2)

By nova.id, Sabtu, 7 November 2009 | 17:32 WIB
Para Relawan Berbagi Pengalaman 2 (nova.id)

Para Relawan Berbagi Pengalaman 2 (nova.id)
Para Relawan Berbagi Pengalaman 2 (nova.id)

""

Divonis mengidap SLE (Systemic Lupus Erythematosis) tahun 2007, mengubah hidup peneliti bahasa yang ditugaskan di Nusa Tenggara Barat ini. Dokter bilang, Dewi (29) terkena penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuhnya. Kendati takut, ia memutuskan tidak memberitahukan keluarganya di Jakarta.

"Saya memilih menghubungi Yayasan Syamsi Dhuha (YSD), yayasan yang berfokus pada penyakit Lupus. Untunglah Dian Syarief, Ketua YSD yang juga mengidap Lupus, langsung merespon e-mail Dewi. "Bahkan saya sengaja memakai nama samaran karena tidak ingin ada keluarga yang tahu," kenangnya.

Dian langsung menyarankan Dewi melakukan tes ANA dan DSDNA, untuk mengecek kelainan antibodi. Syukurlah, hasilnya negatif. Walaupun lega, Dewi tak lantas melupakannya begitu saja. Ia langsung menyatakan kesediaannya menjadi tenaga sukarela YSD. "Meski hasil tes negatif, saya jadi tahu sakitnya saat tahu kita mengidap penyakit yang mematikan. Apalagi, waktu itu saya sendirian, jauh dari keluarga, dan belum menikah. Makanya saya ingin memberi dukungan moral buat pengidap Lupus."

Domisili Dewi yang jauh dari Bandung, pusat yayasan, tak menghalangi niat tulusnya. Ia melakukan apa saja yang bisa dikerjakan dari jauh seperti mengirim tulisan-tulisan yang inspiratif, sampai membuat resensi dari buku-buku yang bertema Lupus. Dewi juga sering mengirim camilan sehat khas Lombok yang terbuat dari rumput laut untuk kawan-kawan pengidap Lupus atau biasa disebut sahabat Odapus. "Hal sekecil apa pun bisa berarti walaupun itu hanya berupa doa."(Bersambung)