Sambutan yang sama juga diakui Ketua Forum Batik Laweyan, Alpha Febela. Saat ini batik tumbuh kembali setelah sempat mati suri. Itu terlihat, makin banyaknya pengunjung di Rumah Batik, miliknya. Juga mulai bergairahnya pengrajin batik menengah ke bawah di kawasan Laweyan. "Sekarang, para pengrajin batik yang ada di tepi mulai produksi lagi, " papar peraih Upakarti lantaran menjadi pendorong bangkitnya perajin batik di Laweyan.
Fabela memelopori para perajin dengan membuat motif-motif baru tanpa meninggalkan pakem yang ada. "Kalau yang keluar dari pakem itu motifnya abstrak kontemporer," papar Fabela seraya menjelaskan keberadaan batik di Laweyan itu sudah ada sejak tahun 1546 ketika masa Ki Ageng Henis, keturunan Brawijaya V.
Tak hanya corak, pewarnaan juga dikembangkan. "Kami sekarang mencoba warna-warna yang lain.Ternyata digemari oleh masyarakat," sela Edy Mulyono, seniman, pengrajin sekaligus pengajar Seni Batik di Solo.
Gandhi Wasono, Rini Sulistyati