"Inikah Kado Buat Ayahnya...?" (2)

By nova.id, Kamis, 8 Oktober 2009 | 17:22 WIB
Inikah Kado Buat Ayahnya 2 (nova.id)

Inikah Kado Buat Ayahnya 2 (nova.id)

""Saya ingin tahu penyebab kematian Wisnu," terang Endang. (Foto: Ahmad Fadilah/NOVA) "

Kabar DukaBegitu gembiranya Wisnu diterima sebagai mahasiswa STSN, ia tampak tak sabar menunggu hari kuliah tiba. Sebelum perkuliahan dimulai, ada satu tahapan lagi yang harus dijalani, yaitu masa orientasi studi penyertaan fisik (ospek) yang dilakukan mulai tanggal 24-27 September 2009.

Entah kenapa, Wisnu yang biasanya tidur sekamar dengan Panji, kakaknya, Rabu (23/9) malam itu minta tidur bersamaku. Dia minta dikeloni. Kolokannya mulai keluar. Aku pikir, malam itu adalah malam terakhir sebelum dia masuk asrama selama tiga bulan. Selama itu pula kami bakal tak bisa berkomunikasi karena setiap mahasiswa baru tidak oleh membawa telepon genggam dan pulang ke rumah.

Hari yang membahagiakan itu pun tiba. Kamis (24/9), sejak Subuh Wisnu sudah bersiap berangkat ke kampus barunya. Dia pergi diantar oleh ayahnya. Aku hanya mengantar hingga depan pintu rumah dengan sejuta perasaan bahagia. Masih terbayang di benakku, bagaimana Wisnu berjuang menjalani tes di dua tempat sekaligus. Di STSN dan AMG yang waktunya nyaris bersamaan. Ribet, melelahkan, tapi berakhir menyenangkan karena diterima di dua tempat.

Sungguh aku tak pernah membayangkan di pagi buta, Minggu (27/9) usai salat Subuh, telepon rumah berdering. Staf kampus STSN mengabarkan Wisnu terbaring di rumah sakit Citra Insani, Parung, Bogor dalam kondisi sudah tak bernyawa. Di telepon, suamiku menangis dan memanggil-manggil nama Wisnu. Sementara aku mendadak terdiam membisu, pikiranku langsung blank tak mampu berpikir dan berbuat sesuatu. Sejuta pertanyaan ada di benakku, kenapa Wisnu ada di rumah sakit, bahkan dikabarkan meninggal, sakit apa gerangan anak yang kami cintai itu? Bukankah ia berangkat dalam kondisi sehat dan bugar?

Tubuh Baret-BaretTiba di rumah sakit aku langsung diperlihatkan tubuh Wisnu yang telah membujur kaku. Betapa terkejut aku melihat sekujur tangan dan perut Wisnu terdapat luka baret-baret merah. Di tengkuk dan tulang rusuknya terdapat warna lebam. Sempat terlintas di benakku, apakah Wisnu meninggal usai latihan merangkak di bawah kawat berduri? Apa sampai sedemikian berat kegiatan ospek di STSN? Kalau benar hanya karena luka baret-baret, bisa meninggal? Kenapa teman-teman lainnya masih tetap sehat? Bukankah sebelumnya Wisnu juga dalam kondisi prima?

Berjuta pertanyaan di benakku tak terjawab hingga jenazah Wisnu dibawa pulang ke rumah kami di perumahan Abadi Jaya, Depok. Bahkan pasca dikuburkan pun penyebab kematiannya masih misterius. Kami harus menunggu beberapa hari hingga visum dari rumah sakit keluar. Jenazah Wisnu harus kami relakan untuk divisum guna mengetahui penyebab kematiannya.

Aku pikir, bila anakku memiliki riwayat sakit berat, tak mungkinlah ia lolos tes kesehatan yang dilakukan STSN. Sebagai anak yang gemar berolahraga aku tak pernah melihat Wisnu kelelahan atau jatuh sakit usai berolahraga yang berat. Nah, yang kemarin itu kan "hanya" kegiatan ospek, masak sampai menyebabkan kematian? Ada yang janggal!Rini Sulistyati