Keterangan yang diperoleh Serambi menyebutkan, insiden itu terjadi pada, Sabtu (4/10) sore, ketika Halim bersama sembilan orang rekannya berekreasi ke sungai di Desa Krueng Meusagop, sekitar 5 kilometer dari jalan negara kawasan di kecamatan itu. Karena kehausan, para remja tersebut kemudian meminta air minum di rumah salah seorang warga setempat.
Saat sembilan rekannya telah masuk ke dalam rumah untuk minta air putih, entah bagaimana Halim yang muncul belakangan melihat sebuah jerigen berisi air berwarna putih yang tersangkut di pagar rumah tersebut. Karena terlalu haus, tanpa mencari tahu terlebih dahulu, Halim langsung menuangkan air yang belakangan diketahui soda api itu, ke dalam mulutnya.
Saat itu pula, Halim merasakan lidahnya terbakar sehingga memuntahkan air tersebut. "Karena lidahnya terbakar, anak saya kaget dan memuntahkan air tersebut, tetapi semburan soda api mengenai wajah dan bahu, hingga lengan kanannya ikut melepuh," ujat Eli Surya (44), ibu korban yang ditemui di rumah sakit RSD dr Fauziah Bireuen, mengulang keterangan yang diperolehnya.
Mendengar jeritan Halim, pemilik rumah dan anaknya serta sejumlah rekan Halim, langsung melarikan korban ke Puskesmas Simpang Mamplam yang berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi kejadian. Setelah ditangani sementara, korban kemudian dirujuk ke UGD RSD dr Fauziah Bireuen. "Musibah ini saya ketahui dari laporan seorang warga desa, secara kebetulan dia berada di Puskesmas saat itu," sebut Eli Surya.
Anak keluarga miskin pemegang kartu Askeskin tersebut terpaksa menjalani operasi di ruang bedah RSUD dr Fauziah Bireuen, akibat kulit wajah dan tangannya melepuh terkena soda api (caustic soda/NaOH). Dokter bedah RSUD dr Fauziah Bireuen, dr Abri mengatakan, bagian wajah dan tangan Halim melepuh karena tersembur soda api. Namun, setelah mendapat perawatan medis, kondisinya Halim mulai berangsur membaik.(yus/serambinews)