Entah kenapa, setiap kali ada masalah dengan pekerjaannya, Abang selalu menyalahkanku sebagai penyebab. Kuakui, aku memang sibuk beberapa tahun terakhir ini. Namun, aku merasa tetap memerhatikan suami dan anak-anakku (anak ketiga Amy bernama Matteo, kini berusia 5 tahun, Red.). Memang, sejak di Jambi, aku mulai menulis untuk mengisi kekosongan waktu. Tanpa diduga, ternyata blogku digemari banyak orang dan kesibukanku sebagai Miss Jinjing pun dimulai.
Tanggal 13 Mei lalu, ia kembali menganiaya aku. Rupanya ia lagi-lagi tidak lulus tes untuk ke sekian kalinya. Entahlah tes untuk kenaikan jabatan atau urusan sekolah. Sampai di rumah, Abang menyalahkanku. Katanya, aku tidak mengurusnya, tak berguna, pembawa sial, serta mabuk popularitas.
Selain menganiaya secara fisik, Abang juga sering mengata-ngataiku sebagai pembawa sial. Aku tak terima! Kukatakan kepadanya, aku mendapat pendidikan cukup tinggi (Amy lulusan S2 Jurusan Komunikasi UI, Red.) dan dari sisi pekerjaan aku berhasil. Jadi. kalau Abang gagal, ya, memang itu apesnya dia. Akhirnya aku bilang, akan pulang ke Jakarta dan menceritakan kepada keluargaku apa yang telah dilakukannya padaku selama ini.
Di hari keberangkatan, aku kembali pamit. Tanpa kuduga, dia langsung menyeretku dari satu kamar ke kamar yang lain, lalu menghajarku dengan tangannya yang kuat. Telinga dan rahangku sakit luar biasa. Begitu Abang lengah, aku langsung berteriak minta tolong, memanggil pembantu dan minta disiapkan mobil. Matteo kubawa dan aku langsung ke rumah sakit untuk melakukan visum. Sejak itu aku tak berani pulang ke rumah.
Hasuna Daylailatu / bersambung