Salah satu perintis magic shop di Indonesia mengakui saat ini banyak sekali "pemain" yang beradu untung di bisnis ini. Apalagi sejak beberapa teve menayangkan acara sulap. "Saat booming, omzet kami bisa 2-3 kali lipat. Hanya saja sejak akhir tahun lalu mulai menurun. Tapi, belakangan ini sedikit naik lagi," jelasnya.
Iwan sendiri tak gentar soal pesaing di bisnis serupa. "Saya memprediksi, satu-satu akan berguguran. Karena tak mudah mengelola bisnis ini. Apalagi yang tidak punya latar belakang pesulap," kata pria yang sudah 10 tahun menggeluti bisnis alat sulap.
Meski saat ini booming sulap belum muncul lagi, tapi Iwan tetap yakin bisnis ini masih punya masa depan. "Karena kalau orang sudah kenal sulap, ia akan kecanduan. Setelah beli ini, ia akan berpikir lagi, kapan beli barang lain. Saya yakin itu, karena saya dulu juga mengalaminya," tambah Iwan.
Saat ini jenis barang yang paling laku adalah untuk keperluan street magic. "Barangnya kecil-kecil dan cocok untuk para pemula." Selain itu, barang-barang untuk joke atau mengagetkan orang. Misalnya, ingus palsu, kuping palsu, atau alat pengambil darah. Seolah-olah begitu alat pengambil darah ini diperagakan, jarum akan masuk ke kulit (padahal tidak), dan begitu tuas ditarik, di tabung seperti ada darah.
Barang-barang ini, kata Iwan, amat mudah dioperasikan. "Dan biasanya paling laku dijual di mal. Soalnya, semua orang, bahkan anak-anak bisa melakukan atraksi," tambah Iwan yang menilai saat ini banyak anak-anak mulai tertarik main sulap.
"Dan itu sangat bangus untuk perkembangan jiwanya. Anak akan lebih pede untuk show di depan teman-temannya. Apalagi kalau ia berani tampil di muka umum. Meski sudah mahir memainkan satu trik, kan, belum tentu akan lancar saat ditonton banyak orang."
SUKRISNA