Bullying di SMAN 70 Jakarta (2)

By nova.id, Senin, 12 April 2010 | 03:25 WIB
Bullying di SMAN 70 Jakarta 2 (nova.id)

Bullying di SMAN 70 Jakarta 2 (nova.id)

""Kekerasan fisik tidak berdiri sendiri karena akn menimbulkan kekerasan psikis," kata Magdalena (Foto: Sita) "

Tidak Dikeluarkan Karena UjianKomisioner KPAI, Magdalena Sitorus, menegaskan, dalam kasus bullying, baik si penerima maupun pelaku kekerasan merupakan korban, "Mereka adalah korban dari kondisi lingkungan," katanya. Kejadian yang ditengarai tak hanya terjadi di SMAN 70 Jakarta ini, seharusnya menjadi pendorong bagi sekolah untuk membuka ruang bagi tindak kekerasan di lingkungan sekolah.

Meski tidak banyak yang melapor, kata Magladelana lebih lanjut, kasus bullying banyak terjadi di sekolah-sekolah. "Tak hanya terjadi di dalam sekolah, tapi juga kemungkinan di luar sekolah. Makanya tidak banyak korban atau keluarga korban yang berani melapor karena ancaman itu begitu kuat. Jadi, bukan masalah angka, melainkan kualitas kekerasan itu."

Ia juga menyarankan pihak sekolah untuk tidak terperangkap pada upaya menjaga citra sekolah, tetapi justru berusaha menciptakan sekolah yang kondusif dan aman bagi anak. "Lebih baik dalam membuat tata tertib, anak juga dilibatkan. Sekolah juga harus membuka ruang terhadap anak yang mengalami kekerasan dan mengelola sanksi bagi pelanggar tata tertib. Sekolah juga jangan menutup diri akan adanya (korban) yang lain."

Akan halnya laporan Vhia, Magdalena akan menghubungi pihak sekolah agar dapat menelaah kasus secara menyeluruh. "Fokusnya adalah agar anak bisa kembali ke sekolah dan merasa senang kembali ke sana."

Sedangkan Wakil Kepala SMAN 70 bidang Kehumasan, Burhanuddin, menegaskan, akan mengusut tuntas kasus tersebut. "Jika terbukti ada pelanggaran, pasti akan dikenakan sanksi, tapi sekolah tidak akan mengeluarkan terlapor. Diupayakan tidak mengganggu proses ujian yang sedang mereka tempuh," ujarnya.

Sita Dewi