Bahkan, kian lama permintaan makin besar. Kripik singkong Maria bisa didapat di supermarket dan toko oleh -oleh di kotanya. Maria pun tak sanggup mengerjakan sendiri usahanya. Ia mesti dibantu 4 karyawan. Per bulan, ia rata-rata memproduksi 1 ton ketela. "Bahan bakunya gampang dicari, kok. Di sekitar desa saya banyak ketela. Kalau pun nanti masih kurang, tinggal membeli ketela dari desa lain," ujar Maria.
Usaha Maria yang makin berkembang memberi rezeki tersendiri bagi warga sekitar. Ia memberi order kepada warga sekitar untuk memasok ketela yang siap jadi bahan baku kripik. Yaitu ketela yang sudah dikupas, dirajang, dan dibersihkan. Ia berani membeli per kilo Rp 1.500. Padahal, "Semula harga ketela di daerah saya murah sekali. Sekilo paling hanya Rp 200. Dengan usaha kripik ini, saya bisa memberi nilai lebih pada ketela. Petani ketela pun diuntungkan," katanya.
Dikatakan Maria, di kawasan Wonosobo, kripik ketelanya sudah mempunyai pasar yang bagus. Ia menjual dengan harga per kilo Rp 45 ribu untuk kripik gadung unggulan. "Memang relatif mahal. Apalagi, bila dibandingkan dengan usaha sejenis. Di kampung saya, kan, sudah ada beberapa pembuat kripik ketela serupa. Bedanya dengan mereka, saya membuat kripik dengan kualitas bagus. Rasanya pun enak," kata Maria berpromosi.
Menurut Maria, di desanya memang ada beberapa produsen kripik singkong serupa. Meski begitu, ia merasa tidak bersaing. Masing-masing produsen, menurut Maria, sudah punya pelanggan. "Ada yang menjajakannya dengan keluar masuk toko, ada yang ke jual dari rumah ke rumah. Cara mereka beda dengan saya yang sengaja memasukkan ke toko-toko," papar ibu enam anak ini.
Betapa pun Maria sudah senang karena berhasil membuka usaha sendiri yang lumayan. "Ke depan, saya ingin lebih berkembang lagi. Salah satunya saya promosi lewat face book. Namanya Mari Singkong Rasa Gadung," tutur Maria yang juga seorang penulis. Di sela-sela usahanya, Maria masih terus menulis novel. Bahkan, novel barunya ini sudah diminta penerbit Yogyakarta untuk diterbitkan. "Saya masih ingin merevisi naskah novel saya."