Seorang penderita kusta di Desa Rombasan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, kini harus hidup sendirian di tengah hutan. Penderita kusta tersebut diasingkan pihak keluarga akibat penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.
Pria paruh baya bernama Suryadi (40) asal Desa Tagangser Daya Kecamatan Waru, Pamekasan ini kini harus hidup sendirian di tengah hujan bersama penyakit yang dideritanya. Istrinya Hosniyah (35) tidak mau merawat, Suryadi dengan alasan jijik.
Bagian tubuh pria ini mengelupas, kakinya membengkak dan keluar bau busuk dari keringat tubuhnya, sedang organ seperti jari jemari, sebagian bergeser. "Sudah tujuh hari lalu orang ini diasingkan oleh keluarganya," kata Kepala Desa Rombasan, Mukhlis, Jumat.
Pada tahun 1990-an, Suryadi berkeluarga dengan warga Desa Rombasan bernama Hosniyah. Namun sejak saat itu ia bekerja sebagai nelayan di Muncar, Banyuangi, sehingga Suryadi tercatat sebagai penduduk Muncar.
Sejak menderita penyakit kusta itu, hubungan Suryadi dengan istrinya Hosniyah menjadi retak. Kondisi Suryadi diperparah lagi ketika ia mengalami kecelakaan lalu lintas tujuh tahun lalu dan yang bersangkutan menderita patah tulang. "Karena Suryadi ini sudah tidak disuka oleh istrinya, maka ia pulang bersama anak angkatnya, Fani, ke Desa Rombasan ini," tutur Kades Mukhlish.
Namun setelah sampai di Rombasan, mertuanya Hodijah, juga menolak merawat Suryadi dan diantar ke rumahnya di Desa Tagangser Daja, Kecamatan Waru, Pamekasan. Kedatangan Suryadi dengan penyakit yang dideritanya itu bukan malah membuat keluar dan familinya iba, namun justru perlakukan mereka sama dengan perlakukan mertua dan istrinya di Desa Rombasan.Ant