Ada lagi catur tokoh film kartun Bart Simpson, catur warna-warni, catur berpapan bundar, catur mini berukuran sekitar 6 x 6 cm. Catur mini ini, "Sebenarnya chess pen, sebuah bolpoin yang dimodifikasi papan catur yang bisa dilipat. Catur ini hadiah dari seorang teman," kata Pepih.
Pepih mengaku, ketika bertugas ke luar negeri, bila ada waktu, ia akan menyempatkan diri mencari papan catur khas negara itu. Maka, di lemari yang khusus menyimpan sekitar 40-an koleksi caturnya, terdapat catur dari berbagai negara. Misalnya saja dari Hongkong, Cina, Rumania, Belanda, India, dan Prancis. Meski demikian, Pepih mengaku tak mau ngoyo. Artinya, koleksi itu didapat sesuai dengan kantongnya.
"Makanya ketika tugas di Rusia, saya tak membeli catur setempat. Harganya mahal sekali untuk ukuran dompet saya. Di berbagai negara, harga catur memang mahal, apalagi yang dijual di toko kerajinan. Jadi, saya cukup mengagumi. Dulu, di tahun 90-an saat awal mengoleksi catur, saya pernah melihat catur blangkon di Malioboro. Harganya saat itu Rp 350 ribu. Karena uangnya enggak cukup, saya enggak beli. Sialnya, sekarang catur blangkon tidak saya temukan lagi," jelas Pepih.
Menurut Pepih, ia tetap akan terus memburu papan catur sepanjang dananya cukup. Baginya, papan catur memang memberi keindahan tersendiri. Itu sebabnya, hampir setiap ada kesempatan, Pepih memandangi koleksinya yang terpajang rapi di lemari khusus. "Catur-catur itu sarat dengan nilai seni," katanya.
Henry Ismono