Kesuksesanku tak lepas dari peran para pegawaiku. Merekalah yang menghidupiku, bukan sebaliknya. Kepada mereka, aku bersikap tegas dan profesional. Kalau ada yang lalai saat aku sedang melakukan inspeksi, aku pasti memarahi. Tapi, keesokan harinya aku panggil dia ke kantor dan bilang, kalau aku bisa marah kepada mereka saat mereka lalai, mereka juga berhak marah kepadaku kalau aku melanggar hak mereka.
Selain pegawai, peran istriku, Elen Berkah, yang kunikahi 25 tahun lalu juga tak kalah pentingnya. Aku mengenalnya di klub badminton saat duduk di bangku SMP. Sembilan tahun kemudian kami menikah. Setelah menikah, dia yang hobi merancang interior, kerap aku serahi tanggung jawab untuk mendesain interior toko.
Elen memberiku dua anak, Adrian Prasetya (24) dan Mesayu Pradita (19) yang kini menimba ilmu di Australia. Aku tak pernah mengarahkan mereka untuk mengikuti jejakku menjadi pebisnis, yang aku lakukan hanya mendorong mereka untuk membuat sesuatu. Anak pertamaku, mulai dengan membuat es lilin yang penjualannya juga lumayan. Tak jarang dia membantuku sekaligus belajar.
Setelah segala pencapaian yang kudapat, aku masih semangat untuk terus berkarya. Bukan uang yang aku cari, tapi kepuasan dari menciptakan sesuatu. Pokoknya, berkarya saja, uang akan datang dengan sendirinya.
Sita Dewi
FOTO-FOTO: DOK. PRIBADI