Calon Jenderal Dituduh Rampas Anak (2)

By nova.id, Senin, 8 Maret 2010 | 17:05 WIB
Calon Jenderal Dituduh Rampas Anak 2 (nova.id)

Calon Jenderal Dituduh Rampas Anak 2 (nova.id)

""Dokumen Kev yang saya punya hanya cap kaki dan foto rontgen paru-parunya," Kata Dian (Foto: Gandhi Wasono M/Nova) "

Sulit Dibuktikan

Sementara dari kacamata kuasa hukum Dian dari Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia Untuk Keadilan (LBH APIK), Abdul Hamim Jauzie, kasus yang dialami Dian sulit dikategorikan kasus kekerasan dalam rumah tangga. "Beberapa kepolisian masih berbeda pandangan mengenai hal ini karena status hubungan mereka yang tanpa ikatan perkawinan. Padahal, kalau sudah tinggal serumah, itu bisa dianggap berkeluarga. Sejauh ini baru Polres Jakarta Timur yang berpandangan seperti itu," papar Hamim.

Selama ini, lanjut Hamim, pihak Dian menawarkan jalan mediasi untuk menyelesaikan perkara tersebut. "Saya sadar, saya salah. Saya juga enggak mau cari ribut apalagi popularitas. Saya hanya ingin anak saya kembali. Dunia ini tidak ada artinya tanpa anak saya," tutur Dian.

Jika Kev tidak kunjung dikembalikan juga, Dian akan menggunakan pasal 330 KUHP mengenai perampasan anak untuk menjerat SHD. "Soal status, saya tidak peduli lagi. Saya hanya ingin anak saya!" tegas Dian yang mengaku kerap mendapat tekanan.

"PEREMPUAN TAK TAHU DIRI!"

Belakangan ini, emosi Gatot Santoso (56) dan istrinya, Marlis (41), terus meledak-ledak. Itu tak lain karena pernyataan Dian di berbagai media yang mereka rasakan sangat menyudutkan. Antara lain, tudingan merebut Kev dan mengusir Dian dari rumah mereka di Jombang. "Dasar perempuan tak tahu diri! Justru sebaliknya, kami minta agar dia tidak pergi dulu, tapi merawat anaknya sebab kondisi kesehatannya anaknya saat itu memburuk. Eh, di malah meninggalkan anaknya di rumah dan nekat kembali ke Jakarta," kata Marlis dengan nada tinggi.

Gatot, yang ditemui di rumahnya di Desa Diwek, Jombang, Jumat (5/3), dengan berapi-api menjelaskan duduk per­soalan asmara yang melibatkan adiknya itu. Kata Gatot, justru Dian yang meninggalkan Kev di Jombang dengan alasan ingin meneruskan pendidikan S2-nya di Medan.

"Kami datang ke Jakarta begitu mendengar kabar Kev sakit. Sampai di Jakarta, istri saya minta Dian jangan langsung pulang ke Medan, tapi ikut mendampingi dulu ke Jombang. Apa pun juga, dia, kan, ibunya jadi kami tidak bisa sembarangan membawanya. Apalagi Kev terlihat tidak sehat," kisah Gatot.

Setiba di Jombang, Gatot dan Marlis minta agar Dian menahan dulu niatnya pulang ke Medan karena Kev terlihat semakin memburuk kondisinya. Dugaan itu tidak salah, karena baru sekitar seminggu, tiba-tiba Kev yang ada dalam gendongan Dian terlihat terdiam dengan kulit membiru. "Menurut dokter yang memeriksa, paru-paru Kev kemasukan air susu sehingga harus segera dimasukkan ke ruang ICU selama 14 hari penuh, selanjutnya dirawat di kamar VIP. Untuk ICU, kamar, dan obat, kami mengeluarkan biaya sekitar Rp 40 juta lebih," timpal Marlis sambil menunjukkan tumpukan kuitansi dari rumah sakit.

Setelah kondisi kesehatan Kev mulai membaik, barulah ia mengizinkan Dian pulang ke Medan. Lima belas hari kemudian, Dian kembali. Setelah sekitar sebulan lamanya menginap di rumahnya, Dian kembali berulah. Ia memaksa minta kembali ke Jakarta . Melihat kondisi anaknya yang masih sering sakit-sakitan, seluruh keluarga besar Gatot menahan karena kondisi Kev tidak sehat. Sang istri pun tak kalah sakit hati. "Bisa lihat sendiri, Kev ada dan disayang di rumah ini. Tapi, kalau memang Dian mau mengambil, kami tidak punya kuasa untuk menolaknya," papar Marlis sambil mengendong dan membelai-belai kepala bocah itu. Marlis mengaku kecewa dengan ucapan-ucapan yang memojokkannya.

Soal hubungan asmara adiknya dengan Dian, Gatot mengaku tak tahu persis bagaimana asal muasalnya. "Adik saya baru bercerita jujur setelah hubungan mereka sudah terlanjur jauh. Meski menyayangkan kejadian itu, sebagai kakak saya tetap berusaha membantu menyelesaikannya dengan baik." Ketika Dian dan SHD berada di Jombang, Gatot sempat memberi solusi. Intinya, agar tidak terjadi zina terus-menerus, ia sempat menawarkan untuk menikahkan mereka secara siri. Tapi, tawaran itu ditolak Dian mentah-mentah.

Apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Dengan kejadian ini, karier adiknya di Badan Intelejen Negara (BIN), jadi mandeg. Padahal, sang adik sejatinya bakal dipromosikan sebagai brigadir jenderal. "Ya, mau bagaimana? Tapi saya tekankan ke adik saya agar dia bersabar. Saya yakin, pasti ada hikmah di balik musibah ini. Kejadian ini memang apes-nya dia," ujar Gatot.

Gandhi