Berbagai upaya sudah dilakukan orangtua Ita. Bahkan mereka rela meminjam uang ke sana-sini, bahkan ke bank pemerintah untuk biaya pengobatan anaknya. "Gaji suami saya pun harus dipotong dari perusahaan tempatnya bekerja demi biaya berobat Ita. Pokoknya, semua sudah dijalani. Kami sudah habis puluhan juta rupiah," ungkap Iyah. Ia juga menambahkan, sejak terserang penyakit aneh itu, Ita jadi sulit tidur, suka mengigau, kalau makan sering muntah, dan selalu sesak nafas.
Tak hanya itu kemalangan yang diderita Ita. Perempuan yang sudah menikah ini ditinggalkan suaminya begitu saja gara-gara penyakit anehnya itu.
Ita dan Hendra Effendy, sang suami, menikah awal tahun 2007. Saat itu, Ita mau menerima lamaran Hendra karena di matanya, pria itu rajin dan tekun bekerja. Padahal, waktu itu ia sudah bertunangan dengan pria lain. Sepulang dari perjalanan singkat ke Medan bersama Hendra, Ita mengungkapkan keinginannya dinikahi Hendra dan memutuskan pertunangan dengan kekasih terdahulunya.
Tiga bulan setelah menikah, Ita diajak Hendra ke Medan membeli perlengkapan untuk dagangannya. Sebelum menikah, sehari-hari, Ita memang membuka usaha toko pakaian di depan rumahnya. Entah mengapa, kata Durrahman, sekembalinya dari Medan, uang Rp 25 juta rupiah yang dibekali Durrahman untuk membeli perlengkapan tokonya, justru habis. Belakangan diketahui, uang itu habis untuk membayar hutang Hendra. Tiga bulan setelahnya, Hendra minta izin merantau ke Batam. "Bahkan, saat pergi ke Batam, Ita tak boleh mengantarnya."
Saat di Batam, Ita dan Hendra sempat beberapa kali berkomunikasi dan bertukar pesan singkat di telepon genggam. Tak lama berselang, Ita mulai mengidap penyakit gatal-gatal. "Saya mengabarkan ke Hendra tentang kondisi istrinya. Saya suruh pulang untuk menengok istrinya, tapi dia bilang tak punya uang untuk pulang kampung. Itulah kali terakhir Durrahman dan Ita berkomunikasi dengan Hendra karena sejak saat itu, Hendra raib."