Bangunan berwarna dominan putih dipenuhi dengan pernak-pernik dekorasi antik koleksi pemiliknya, Lily Admodirdjo dkk. Di berbagai sudut ruangan terdapat lemari kaca untuk memajang peralatan makan dan minum. Chandelier (lampu gantung) yang cantik menghiasi di setiap ruangan menambah romantis suasana.
Permintaan untuk menggunakan restoran Bungarampai sebagai lokasi foto prapernikahan juga datang secara tak sengaja. Empat bulan setelah peluncuran restoran tersebut, seorang tamu restoran yang kebetulan akan melangsungkan pernikahan mengajukan ketertarikannya. Sejak itu, permintaan untuk melakukan foto prapernikahan di restoran yang pernah menjadi nominasi Restoran Terbaik di Asia 2009 versi Miele Guide (buku panduan untuk restoran) itu, terus mengalir.
Untuk menyewa Bungarampai, calon pasangan harus membayar Rp 5 juta untuk sehari penuh. "Pemakaiannya bisa dimulai jam 7 pagi, lalu break jam 11.00 - 15.00 untuk makan siang. Paling telat jam 17.30 pemotretan harus sudah selesai untuk persiapan makan malam," kata J. Williams, PR Manager Bungarampai. Selain itu, calon pengantin mendapat fasilitas 1 ruang VIP untuk make-up dan ganti baju, makan siang untuk 4 orang, dan gratis minuman hingga pemotretan selesai.
Tingginya minat calon pengantin untuk berburu rumah-rumah bertema unik sebagai latar belakang foto, kata Willy, tak lain adalah untuk mendapatkan sesuatu yang baru. "Mereka ingin lokasi foto yang enggak biasa dipakai orang. Ditambah lagi ada karakter calon pengantin yang malas berkeringat kalau foto di luar ruangan. Kalau di dalam ruangan lebih praktis, ada ruang ganti baju yang memadai, dan masalah pencahayaan enggak terbatas waktu," paparnya. Kebaya atau gaun ala jaman kolonial kerap jadi kostum favorit pasangan yang membuat fotonya di Bungarampai.
Sita Dewi, Gandhi