Mengaku bisa membantu mencarikan jodoh, Holifah, 40, warga Pamekasan, Madura, mencoba mencari untung dengan menipu wanita yang mengaku susah berjodoh. Ia menipu Fitri Dewi, 28, warga Jl Sidosermo, Surabaya, yang ditemuinya dalam perjalanan KA Penataran Surabaya-Blitar.
Fitri akan pergi ke Kediri. Penipuan ini bermula saat Holifah bertemu Fitri di KA Penataran, Jumat (29/1) malam. Duduk bersebelahan, keduanya mengobrol hingga membahas topik perjodohan. Fitri mengeluh jika ia susah mendapat jodoh karena selalu gagal membina hubungan asmara. Holifah menanggapinya serius dengan mengaku bisa membuka pintu jodoh dan kenal dukun ampuh untuk masalah jodoh di Kasembon, Kabupaten Malang.
Omongan Holifah sangat meyakinkan hingga Fitri setuju ke dukun yang dimaksud. Keduanya turun di Stasiun Kasembon dan naik ojek ke sebuah tempat.
"Saya disuruh menitipkan tas di warung supaya tidak repot bawa barang. Setelah itu, saya ditinggal dengan alasan mencari kembang buat syarat ke dukun. Tapi dia (Holifah) tidak kembali. Tas saya juga hilang.
Kata pemilik warung, tas saya dibawa ibu itu," tutur Fitri.
Dongkol, Fitri memutuskan kembali ke Surabaya dengan naik KA Penataran. Beruntung, di Stasiun Malang, ia melihat Holifah turun dengan menenteng tas miliknya yang berisi dua ponsel dan dompet. Spontan Fitri berteriak 'maling'.
Petugas keamanan stasiun kemudian mengamankan keduanya dan meminta mereka menyebutkan isi tas tersebut. Dalam tas memang terdapat dua ponsel seperti yang dimaksud Fitri plus dompet berisi beberapa kartu identitas atas nama Fitri.
Sedangkan Holifah salah menyebut isi tas tersebut. Holifah diserahkan ke petugas Polsekta Klojen. Meski terbukti membawa barang milik Fitri, Holifah ngotot tidak mengambil tas tersebut. "Saya nemu di bawah kursi," dalih Holifah sambil terus mengaku sebagai keluarga Keraton Solo. why/surya