Seperti kita, warga Desa Mranggen (Magelang) pun gempar ketika Babe disebut-sebut sebagai pelaku mutilasi terhadap Ardiansyah (9). Soalnya, Babe adalah warga desa itu. "Awalnya saya enggak percaya. Paklik (paman) sangat sopan, baik, dan sayang anak-anak," kata Budi (36), keponakan Babe yang sejak tahun 2000 menempati rumah peninggalan orangtua Babe. Ke rumah itu pula, Babe selalu pulang tiap kali mudik.
Memang, kata Budi, dulu sang paman pernah tersangkut kasus. Yaitu ketika akhir tahun 90-an membawa pulang sejumlah anak jalanan ke desanya. Salah satunya bernama Sambudi yang sempat cukup lama tinggal di desa Mranggen. "Polisi lalu datang menjemput anak itu. Paklik mengakunya ingin punya anak tapi disangka menculik. Akhirnya dia dipenjara 1,5 tahun," cerita Budi.
Pada Budi, Babe bertutur, di Jakarta ia menampung sejumlah anak jalanan. "Makanya kalau mudik, anak-anak itu suka diajak. Katanya, kasihan karena sudah tidak punya orangtua. Kalau ke sini, biasanya mereka di rumah saja, nonton teve sambil ngobrol. Kadang saya ikut gabung. Mereka tidak terlihat tertekan atau takut sama Paklik."
Budi juga mengisahkan, anak-anak itu selalu ikut ke mana pun Babe pergi. Termasuk ke pasar dan sawah. "Saya lihat, anak yang usianya masih di bawah 10 tahun, dimandikan Paklik. Yang lebih tua mandi sendiri. Paklik suka menyisiri rambut mereka, tapi saya tidak melihat sikapnya yang aneh-aneh," ujar Budi sambil menambahkan, biasanya Babe sampai di rumah sekitar subuh lalu esok sorenya kembali lagi ke Jakarta.
Salah satu anak yang dikenal baik oleh Budi adalah Sandi, yang fotonya banyak terpajang di rumah yang kini ditempati Budi. Tampak Babe berpose bersama Sandi. "Foto itu sudah lama sekali. Mungkin tiga tahun lalu. Diambilnya di studio foto di Kajoran. Dia juga pernah diajak Paklik liburan ke Borobudur." Di mana Sandi kini berada, Budi mengaku tak tahu. "Terakhir ke sini, empat bulan lalu. Setahu saya, dia diasuh Paklik sejak umur 7 sampai 13 tahun. Malah disunatkan oleh Babe di Jakarta," kata Budi yang belum pernah menjenguk pamannya di Jakarta.
Setiap bulan, Babe pasti pulang ke desanya, menjenguk Budi dan anak-istrinya. "Paklik selalu kasih uang sekadarnya." Nah, karena semua terlihat normal itulah, Budi kaget setengah mati ketika sang paman mengaku membunuh anak-anak. Ia juga mengaku tak tahu soal kelainan yang diderita pamannya. Hasuna Daylailatu/bersambung