Telinga Penyibak Penculikan (2)

By nova.id, Selasa, 19 Januari 2010 | 03:36 WIB
Telinga Penyibak Penculikan 2 (nova.id)

Telinga Penyibak Penculikan 2 (nova.id)

"Murtanti menggendong Putra (Foto: Sita Dewi) "

Rabu (13/1) pagi, beberapa rekan sesama bidan menengok Sur di rumahnya, kawasan Gondrong, Tangerang. Salah satunya, bidan Khulyatun alias Atun yang membantu proses kelahiran bayi Murtanti. Rasa curiga Atun langsung muncul begitu melihat bayi Sur. Tepatnya ketika melihat bentuk telinga si bayi yang mirip dengan milik bayi Murtanti. Dengan menggunakan telepon selulernya, Atun mengambil foto-foto si bayi. Sepulangnya dari rumah Sur, Atun segera melapor ke Kepala Puskesmas Kembangan, drg. Dara Pahlarini. Polisi pun dihubungi.

Tak lama kemudian, Sur dibekuk. Bayi dan sejumlah barang bukti, diamankan di Polres Metro Jakarta Barat. Sekitar pukul 22.00, polisi mengiring Sur, ibunya, dan si bayi ke Puskesmas. Suami Sur menyusul menggunakan sepeda motor. "Waktu datang, jalannya dibuat tertatih-tatih seperti orang yang habis melahirkan," kata seorang petugas piket yang menyaksikan kejadian itu.

Malam itu juga, empat dokter Puskesmas Kembangan melakukan otopsi verbal. Setelah melalui pemeriksaan yang cukup panjang, tidak ditemukan tanda-tanda baru melahirkan pada diri Sur. Dokter juga membandingkan cap telapak kaki si bayi yang diakui sebagai anaknya dengan cap telapak kaki bayi yang dilahirkan Murtanti. Ternyata pas! Tak pelak lagi, Sur akhirnya ditahan polisi.

Masa Depan Hancur

Peristiwa ini jelas membuat para tetangga Sur gempar campur prihatin. Maklum, selama ini, Sur dikenal sebagai bidan yang baik hati dan penyayang anak. Tak ada yang percaya, perempuan yang sering membantu para tetangganya memasang alat kontrasepsi itu adalah pelaku penculikan bayi yang sedang ramai dibicarakan. "Orangnya ramah banget. Dia juga suka ngurusin anak-anak tetangga, dimandiin, terus diajak ke minimarket untuk jajan," kata Linah, tetangga depan rumah Sur.

Selama ini, rumah yang baru ditempati Sur selama dua tahun itu, memang kerap dijadikan tempat berkumpul ibu-ibu bersama anak-anaknya. "Hampir semua tetangga di sekelilingnya punya anak dan dia kelihatan suka banget sama anak kecil. Apalagi, tetangga depan juga baru melahirkan, mungkin dia semakin ingin punya bayi," tambah Linah yang Jumat malam itu melihat Sur pulang diantar taksi berwarna biru dengan membawa bayi. "Besoknya saya dapat kabar, dia melahirkan. Kami enggak curiga karena dia juga pakai pilis (ramuan rempah yang ditumbuk) di keningnya dan kain gurita."

Pada para tetangga, Sur mengaku tengah hamil. Oleh karena itu, kata Linah, beberapa bulan lalu ia sempat bertanya pada Sur apakah ia mau membuat syukuran nujuh bulanan. "Katanya, enggak mau. Padahal, saya sudah nawarin mangga muda kalau dia mau nujuh bulanan karena selama hamil dia sering mengaku ngidam mangga muda lalu merujak bersama tetangga. Bahkan beberapa waktu lalu, dia memanggil tukang untuk mengecat rumahnya. Katanya dalam rangka mau melahirkan."

Pasca-tertangkap, Sur sem­pat menelepon tetangganya, meminta maaf. Ia juga menyatakan penyesalannya karena ancaman hukuman 15 tahun penjara menunggu di depan mata. "Dia menyesal karena sudah membuat malu keluarga. Katanya, masa depan dia sudah hancur sekarang," ujar Linah.

Pada Murtanti dan Edi pun, Sur minta maaf. "Kami tidak dendam. Yang penting, bayi kami kembali selamat dan sehat. Sekarang hati saya sudah plong," kata Murtanti yang kini dipindahkan ke RSUD Cengkareng. "Di sini pengamanannya ketat, jadi saya lebih tenang meski kadang ada was-was juga setiap bayi saya dibawa sama suster."

Sita Dewi