Perempuan Inspiratif NOVA 2009: Dua Hari Penuh Warna (2)

By nova.id, Jumat, 18 Desember 2009 | 22:31 WIB
Perempuan Inspiratif NOVA 2009 Dua Hari Penuh Warna 2 (nova.id)

Perempuan Inspiratif NOVA 2009 Dua Hari Penuh Warna 2 (nova.id)

"Sangat excited saat workshop aksesori Cabhuchon berlangsung. "Asik aksesorinya bisa dibawa pulang," ujar Christine. "

Workshop sudah. Massage pun sudah. Saatnya mengisi perut di Amadeus Resto, nih, untuk selanjutnya kembali ke hotel. Kan, mau siap-siap make over wajah agar di acara penyerahan penghargaan nanti malam tetap kelihatan cantik.

Beli Anak SapiBenar saja, sesampainya di Shanghai Blue 1920 Resto, Tim NOVA kesulitan mengenali wajah kesepuluh wanita cantik ini! Dengan balutan dres warna merah dan emas, mereka terlihat semakin luar biasa. "Ternyata mereka tidak hanya pintar dan sayang keluarga, tapi juga cantik-cantik," ujar Sisca Soewitomo, Ahli Kuliner Indonesia.

Tibalah saatnya pemberian penghargaan Perempuan Inspiratif NOVA 2009. Dengan disaksikan para undangan, satu-persatu MC memanggil nama mereka. Terlihat senyum haru, juga rona bahagia di wajah mereka. Dengan penuh semangat mereka menerima piala dan hadiah uang Rp 3 juta. "Ini hadiah akhir tahun terindah buat saya. Nanti papan hadiahnya mau saya pasang di kebun bunga saya, kalau uangnya mau dibelikan anak sapi. Ha ha ha," ujar Emmyke.

Malam pun semakin hangat dengan jamuan makan malam spesial, serta suara merdu dari Winda Idol. Sayangnya, Trifena harus segera pulang malam itu juga karena salah seorang puterinya terkena demam berdarah dan harus masuk rumah sakit.

Kesedihan para peserta berpisah dengan Trifena pun terlupakan saat esoknya mereka mendapatkan workshop aksesori Cabuchon yang dibawakan Ibu Onne. Masing-masing peserta diperbolehkan merangkai Cabuchon sendiri dan serunya lagi, hasilnya boleh dibawa pulang! Setelah 3 jam berkelut dengan benang, jarum, dan beads, akhirnya Rubi Utami Varalin, ibu yang membangun taman bacaan di Yogyakarta ini, berhasil menyelesaikan kreasi lebih dulu dari yang lain. "Wah, hebat Ibu Uut sudah selesai duluan. Enak dong, nih, bisa makan siang duluan juga," canda Dian.

Ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Akhirnya, satu-persatu dari mereka harus kembali ke rumah masing-masing. Memang tidak ada isak tangis, tapi terlihat jelas kesedihan mereka karena harus berpisah satu sama lain. "Sayang, ya, kita belum sempat berkunjung ke kantor redaksi NOVA," ujar Cut.(Tamat)

Ester Sondang