Bunuh Anak, Lalu Bunuh Diri

By nova.id, Minggu, 6 Desember 2009 | 22:57 WIB
Bunuh Anak Lalu Bunuh Diri (nova.id)

Kofirul Azis, 32, warga Desa Rejoagung, Ploso, Kabupaten Jombang, menganiaya anaknya yang masih berusia 1,5 tahun, Qabil Akhasah alias Abil, sehingga tewas. Setelah membunuh darah dagingnya, Azis kemudian bunuh diri dengan menenggak racun potasium.

Diduga Azis yang tidak punya pekerjaan tetap bertindak demikian karena stres setelah beberapa hari lalu bertengkar hebat dengan sang istri, Siti Aisyah. Perempuan berusia 29 ini bekerja sebagai buruh linting sebuah pabrik rokok di Ploso.

Adalah kakak Azis, Warsih, 36, yang kali pertama menemukan bapak dan anak tersebut dalam sebuah kamar di rumahnya. Entah mengapa, Azis ternyata memilih rumah Warsis sebagai tempat membunuh Abil dan kemudian bunuh diri.

Saat ditemukan, kedua korban telentang dalam kondisi tak sadarkan diri. Seketika itu juga Warsih menggendong Abil keluar rumah seraya berteriak-teriak meminta tolong. Mendengar teriakan istri Rofik ini sejumlah warga mendatangi rumahnya. Kemudian, mereka berusaha menolong Azis dan Abil dengan melarikan keduanya ke Puskesmas Ploso. Namun, upaya warga tak membawa hasil, dan nyawa keduanya tak tertolong.

Bapak dan anak itu mengembuskan napas terakhir saat dibawa menuju Puskesmas. Hasil pemeriksaan sementara petugas medis di Puskesmas Ploso, tulang leher Abil patah diduga akibat cekikan, sedangkan dari mulut Azis tampak keluar cairan berbusa.

Minten, 52, ibu Siti Aisyah, mengutarakan, beberapa hari sebelum kejadian tragis itu Azis bertengkar hebat dengan sang istri. Gara-garanya, Azis yang dikenal sering mabuk itu ternyata menghabiskan uang Rp 200.000 milik Aisyah padahal uang tersebut pemberian kerabat Aisyah.

Karena pertengkaran itu, lanjut Minten, sejak sekitar empat hari lalu Aisyah purik alias pulang ke rumah Minten, di Desa Mangunan, Kabuh, Jombang. Dia membawa Abil ke rumah neneknya.

Selama Aisyah dan Abil menginap di rumah Minten, Azis juga sering menjenguk Abil. Karena itulah, ketika Azis datang, dan kemudian mengajak Abil pulang ke rumahnya di Rejoagung, Ploso, Sabtu (5/12) pagi, Minten tidak melarang.

Tetapi alangkan kagetnya Minten saat sekitar tiga jam setelah kepergian menantu dan cucunya tersebut dia mendengar kabar bahwa mereka telah meninggal, dan jenazah mereka berada di Puskesmas Ploso. Dia pun buru-buru datang ke puskesmas.

"Mungkin Azis bingung atau stres setelah geger dengan istrinya, sehingga hingga nekat bunuh diri. Tapi mengapa dia juga tega membunuh anaknya? Kasihan Abil, cucu saya," keluh Minten seraya menahan tangis.

Belum Pastikan Diwawancara terpisah, Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Heru Nurhidayat, mengaku belum bisa memastikan penyebab kematian kedua korban. Namun, sambungnya, diduga kematian Azis akibat bunuh diri menggunakan cairan racun potasium. Hal ini berdasar temuan gelas yang diduga berisi sisa cairan potasium.

Sedangkan Abil, kata Heru Nurhidayat, diduga dibunuh Azis sebelum pria itu bunuh diri. "Guna memastikan penyebab kematian korban, kami menunggu hasil autopsi dua jenazah korban dari RSD Jombang," ujarnya. Selain menunggu hasil autopsi jenazah dua korban, anak buah Heru juga segera memeriksa sejumlah saksi. Saat ini anak buah Heru sudah mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain berupa sprei dan gelas yang diduga berisi cairan potasium.

Sesudah diautopsi, jenazah bapak dan anak itu dimakamkan di tempat berbeda, Sabtu (5/12) petang. Abil akan dimakamkan di desa asal ibunya, Klubuk, sedangkan Azis di desa orangtuanya. Rencana pemakaman di dua desa berbeda tersebut diungkapkan Aisyah kepada wartawan saat berada di Puskesmas Ploso. "Anak saya akan dimakamkan di desa saya berasal," katanya, singkat, Sabtu (5/12) petang, seperti dikutip detiksurabaya.com.

Aisyah tampak sangat bersedih, dan terus-menerus menangis di dekat jenazah anaknya. Dia tak mau banyak bicara. Adapun jenazah Azis ditunggui ibu kandungnya, Sutiyem, 59. st8/surya