"Jangankan Orang Awam, Dokter Pun Seram" (2)

By nova.id, Kamis, 3 Desember 2009 | 03:00 WIB
Jangankan Orang Awam Dokter Pun Seram 2 (nova.id)

Jangankan Orang Awam Dokter Pun Seram 2 (nova.id)

"Pita merah (Red Ribbon), lambang internasional untuk kepedulian terhadap HIV/AIDS. (Foto: PERSDA/Bian Harnansa) "

Beruntung di kehamilan kedua, ia sudah kenal program VCT. "Saya tahunya saat di RS Pirngadi, Medan meski melahirkan di RS Haji Medan. Terus terang, klinik VCT sangat membantu," tuturnya. Apalagi, sebagai peserta Jamkesmas, "Semuanya bisa gratis."

Justru TertantangLayanan VTC di beberapa RS di Medan, diharapkan bisa mengerem laju penularan HIV/AIDS. Khususnya penularan dari ibu hamil ke anak yang dilahirkan, di Sumut. Saat ini sudah tercatat 15 ibu hamil pengidap HIV/AIDS di Medan.

Hingga saat ini, di klinik VTC RS Haji Medan, dari 8 bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV/AIDS, dua di antaranya sudah dinyatakan negatif sementara sisanya masih dalam pemantauan. "Soalnya, bayi yang yang ibunya HIV/ AIDS, harus menunggu sampai berusia 18 bulan. Di usia itu bayi baru bisa menjalani tes," tukas dr. Jamaludin, Koordinator VCT RS Haji Medan. Hingga usia 18 bulan, si bayi tiap bulan dicek kesehatan dan perkembangannya.

Sebenarnya, kata Jamaludin, sejak tahun 2002 klinik VCT mulai bekembang di setiap RS besar di Sumut. "Sayangnya, entah karena informasinya yang kurang atau apa, banyak dokter yang enggak peduli. Akhirnya, ketika saya ditawari jadi koordinator, saya coba mencari tahu segala macam informasi mengenai HIV/AIDS."

Justru penolakan dari beberapa rekan sejawat itulah, dokter berambut ikal ini merasa tertantang. Beberapa pelatihan dan seminar pun diikutinya. "Awalnya memang seram mendengar nama virus HIV/AIDS. Dokter aja seram, apalagi orang awam? Dari berbagai pelatihan, saya mendapat pencerahan, ternyata penyakit ini sama saja dengan penyakit lain. Yang paling penting adalah bagaimana caranya supaya kita tahu cara menghadapinya."

Belakangan, Jamaludin kerap diundang menjadi pembicara di berbagai simposium dan seminar kesehatan. "Tenaga kesehatan tak hanya bisa tertular, tapi juga bisa jadi jembatan dari penularan virus ini. Bukan hanya penyakit ini, tapi juga beragam penyakit lain."(Bersambung)

Edwin Yusman F.