Selain mengganti ASI, "Tak ada penanganan khusus. Sama saja dengan anak-anak yang lain," kisah KA yang sekarang menjadi tenaga pendamping di sebuah LSM.
Serba GratisBerbeda dengan KA, ME (23) justru tampak lebih tenang menghadapi vonis dokter. "Saya cuek saja. Kebetulan, sebelum menikah tahun 2006, kami sudah sama-sama tahu. Setahun kemudian, saya hamil tanpa memeriksakan diri di klinik VCT."
Makanya, ketika akan melahirkan, ME sempat berbohong ke pihak RS. "Soalnya, di RS sebelumnya, saya harus bayar Rp 15 juta saat saya bilang mengidap HIV/AIDS, karena semua peralatan yang dipakai untuk operasi harus dibuang. Dari mana saya dapat uang sebanyak itu? Saya dan suami, kan, waktu itu sama-sama pengangguran. Makanya saya pindah RS dan tak bilang kalau menderita HIV/AIDS."(Bersambung)
Edwin Yusman F.