Tangisan Dermawan 4, membuat saudara-saudaranya yang tengah tertidur pulas jadi terbangun dan ikut menangis. Empat orang suster di ruangan bayi RS Pirngadi Medan sigap mencoba menenangkan mereka. Bayi kembar putri dari Dermawan boru Manurung itu pun terlihat tenang. Bahkan, Dermawan 1 yang tubuhnya lebih besar dibanding Dermawan 2, 3, dan 4 langsung tersenyum. Seakan bahagia dalam dekapan suster kepala, Sederhana Peranginangin (53).
Keempat bayi berkulit putih itu terlihat sehat meski beberapa waktu lalu sempat terkena flu. "Berat badannya bertambah meski sejak lahir tak dapat ASI. Sekarang Dermawan 1 beratnya 4,3 Kg. Yang lain, 3,4, dan 3,6 Kg. Dermawan 1 sejak lahir memang lebih besar," ungkap Sederhana.
Serba SalahNasib yang dialami keempat bayi ini berawal ketika Dermawan Manurung, ibu keempat bayi ini, meninggal di RS Pirngadi Medan (3/10) akibat gagal jantung usai melahirkan keempat bayi itu (Selasa, 29/9 lalu). Belakangan, ayah mereka, Tumpak Siregar, berebut hak asuh dengan keluarga mendiang Dermawan Manurung (NOVA no 1129)
Nasib tragis yang dialami keempat bayi ini membuat suster-suster yang menjaga di ruangan bayi memberi perhatian lebih. "Kasihan, sejak lahir mereka tak sempat bertemu ibunya. Apalagi, akibat kasus perebutan hak asuh membuat bayi ini belum bisa pulang. Padahal, mereka memerlukan perhatian dan kasih sayang. Makanya kami sudah menganggap mereka anak kami juga. Kalau enggak bertemu, bikin kangen," ucap wanita berambut sebahu ini.
Selama belum adanya keputusan hak asuh, "Bergantian nenek dan ayah mereka datang ke sini. Bukan hanya mereka, orang-orang jauh pun datang menengok dan ada yang kasih sumbangan. Macam-macam bentuknya, dari popok, susu, baju, sampai uang tunai. Kemarin, karyawan PT Pelabuhan Indonesia I Medan menyerahkan bantuan Rp 25 juta. Ada juga yang mau adopsi si kembar."
Sederhana lalu menambahkan, "Sementara banyak orang yang mau mengasuh, kok, kedua belah pihak yang berseteru belum juga bisa menyelesaikan masalah ini."(Bersambung)
Edwin Yusman FFoto-Foto: Edwin Yusman F