"Hari Itu Dia Berseri Bak Bidadari" (3)

By nova.id, Rabu, 18 November 2009 | 23:00 WIB
Hari Itu Dia Berseri Bak Bidadari 3 (nova.id)

Hari Itu Dia Berseri Bak Bidadari 3 (nova.id)
Hari Itu Dia Berseri Bak Bidadari 3 (nova.id)

"Kedukaan masih menyelimuti wajah Yuni. (Foto: Eng Naftali/NOVA) "

Sony dan Retno sudah pacaran sejak lima bulan lalu. Meski baru sebentar, namun hubungan mereka serius, bahkan mengarah ke pernikahan. Makanya Sony menyesal sekali kenapa tidak cepat menikah.

Aku maklum, sebagai pengusaha batubara, pekerjaannya banyak. Waktu kejadian pun, Sony sedang di Makassar mengurus pekerjaan. Dia menyesal sekali kenapa saat itu tidak berada di Jakarta.

Usia Retno dan Sony memang berbeda jauh, tapi aku tidak mempermasalahkannya. Aku juga tidak melihat kekayaan Sony. Yang kulihat hanyalah kasih sayangnya pada Retno. Niat Sony menikahi Retno, memang diutarakannya ketika putriku sudah tiada. Rupanya Sony takut aku tidak setuju. Padahal, aku setuju. Mau apalagi? Sony baik sekali. Retno pun tidak pernah cerita tentang niat Sony.

Sudahlah, tak perlu kusesali lagi. Yang pasti, aku ingin pembunuh putriku dihukum mati. Ingin rasanya memukuli pelakunya jika sudah tertangkap. Sebenarnya, aku sempat kesal pada Aam, pembantu Retno, karena dia malah tertawa-tawa dan tidak curiga dengan apa yang menimpa majikannya.

Kenapa dia malah berada di lobi, padahal Retno berada di lantai 25? Dia malah asyik ngobrol dengan sopir di bawah. Katanya, dia juga sempat berkenalan dengan penata rambut bernama F yang mendatangi apartemen Retno. Kesannya, dia malah cari kesempatan pacaran.

Saat ini aku sedang menunggu kabar dari polisi. Aku amat berharap, pelakunya cepat tertangkap. Di setiap tidurku, Retno tidak pernah hadir. Aku tahu, dia tidak mau merepotkanku. Retno memang tidak pernah menyusahkan aku.(Tamat)

Noverita K. Waldan