Di belakang krobongan, terdapat ruang baca. "Setiap tamu boleh menggunakan ruang itu untuk membaca buku-buku koleksi Roemahkoe," katanya. Keluar dari ruang baca, para tamu langsung menemukan teras belakang yang berfungsi sebagai restoran. Di sinilah para tamu bisa mencicipi aneka hidangan. Dan khusus Sabtu malam, para tamu yang bersantap di sini dihibur dengan klenengan atau bunyi-bunyian gamelan Jawa.
Satu hal yang tak dimiliki hotel dan penginapan lainnya tapi disediakan khusus oleh Nina adalah astrologi Jawa yang disebut Pawukon. Ini salah satu cara "menghitung nasib" dengan cara mengetahui hari, tanggal, bulan, dan tahun kelahiran seseorang. Nah, bagi yang suka dan percaya pada seni hitung Pawukon, bisa melihat dan membacanya lewat lukisan wayang.
Tapi jangan keasyikan menghitung nasib! Soalnya, belum lengkap rasanya berada di Laweyan namun tidak belanja batik. Bila hendak keliling kampung, tinggal panggil becak. "Lewat belakang Roemahkoe juga bisa. Ada pintu belakang yang sudah dijebol menembus Kampung Laweyan, kok," jelas Nina.(Tamat)
Rini SulistyatiFoto-Foto: Widi Nugroho