Ketika Air Susu Dibalas Tuba: "Bagi Kami, Ibu Mati Sahid!" (2)

By nova.id, Senin, 19 Oktober 2009 | 17:51 WIB
Ketika Air Susu Dibalas Tuba Bagi Kami Ibu Mati Sahid! 2 (nova.id)

Ketika Air Susu Dibalas Tuba Bagi Kami Ibu Mati Sahid! 2 (nova.id)
Ketika Air Susu Dibalas Tuba Bagi Kami Ibu Mati Sahid! 2 (nova.id)

"Kepergian sang ibu sangat memukul Ijul, "Kami seperti kehilangan pegangan." "

Lantaran sampai Senin siang tidak ada kabar, Ijul langsung ke Jakarta dan langsung lapor ke polisi. Polisi lalu memeriksa rumah. "Kami berpikiran mencari ke luar rumah, tapi polisi justru sebaliknya." Polisi mulai menggeledah seluruh ruangan dan mulai curiga pada pintu kecil yang masih tampak baru. Pintu itu menuju selokan ukuran 40 cm yang menjadi pembatas dengan rumah tetangganya.

Di situlah jasad Etty ditemukan. Persisnya di selokan, dengan tubuh berlumuran darah. "Saya tak tega melihat jasad Ibu. Saya enggak mau merusak kenangan akan Ibu," kata Ijul yang saat itu menyangka pelakunya adalah orang lain. "Enggak mungkin Syid! Badannya saja kecil." Tak lama kemudian, Syid ditangkap petugas ketika sedang mondar-mandir di depan sekolah. Belakangan, bocah itu mengaku, membunuh ibu angkatnya karena kesal dimarahi.

"Dendam? Tidaklah. Bagi kami, ini memang sudah jadi jalannya Ibu. Kami sudah ikhlas. Kami menanggap dia (Syid, Red.) sebagai perantara qadar ibu. Ibu berniat baik ingin menyejahterakan hidup anak terlantar. Jadi, bagi kami, Ibu mati sahid!Sita Dewi