Kulit Mulus Rusak Gara-gara Balon Meledak (2)

By nova.id, Selasa, 13 Oktober 2009 | 17:18 WIB
Kulit Mulus Rusak Gara gara Balon Meledak 2 (nova.id)

Kulit Mulus Rusak Gara gara Balon Meledak 2 (nova.id)
Kulit Mulus Rusak Gara gara Balon Meledak 2 (nova.id)

"Kondisi Elsa (kiri) dan Hana (kanan) kini amat memprihatinkan. Keduanya kini mengaku trauma pada balon. (Foto: Repro) "

Ada 14 korban yang mengalami luka bakar masih dirawat-inap di RSPP. Sementara yang luka parah (terbakar lebih dari 15 persen), berjumlah lima orang dirawat di Unit Luka Bakar. Dua lelaki dan tiga perempuan. Apakah korban yang luka bakar paling luas dan dalam bisa pulih seperti sediakala? "Pada dasarnya, luka bakar tidak bisa kembali sempurna. Tidak ada tindakan yang bisa mengembalikan kulit menjadi sempurna kembali. Yang kami upayakan dari awal, luka pasien kering dulu. Targetnya 2 minggu sampai 3 minggu harus tercapai. Bila tidak, akan timbul keloid. Setelah itu mengembalikan fungsi organ tubuh. Penampilan soal belakangan. Tapi soal penampilan pun tidak akan ada puasnya," tegas Dr.Poengky Dwi Purwantoro dari RSPP yang merawat para korban.

Khusus Hana yang mengalami luka bakar hingga 24 persen, kulit tubuhnya yang mati akibat terbakar harus dibersihkan lebih dulu agar tumbuh kulit baru. Bagaimana dengan luka di wajahnya? "Pada dasarnya, luka pada bagian wajah tidak terlalu dalam. Bisa kembali tapi perlu waktu. Pengalaman saya, paling tidak perlu tiga bulan. Dirawat saja. Bagus tidak hasilnya, tergantung waktu. Alamiah saja."

Agar para korban kembali optimis menatap masa depannya, Poengky menyarankan para korban menerima kondisinya. "Ada gap tinggi antara ekspektasi dan luka bakar."

Pihak rumah produksi, masih enggan memberi keterangan. Beberapa kali dihubungi di kantornya, di Jalan Dharmawangsa, petugas keamanan di situ hanya berujar, "Kantor sepi, semua staf ada di lapangan." Hari lain, saat disambangi kembali, si petugas berkilah, "Memang ada mobil parkir di sini, tapi semua staf enggak ada di kantor. Hari ini mereka sedang sibuk di rumah sakit mengurusi kasus musibah ini."

Rini, Henry