Mimi membantah putranya melakukan pencurian. Dia mengaku mengetahui betul sifat anaknya itu. "Saya yang melahirkan dia. Saya pula yang membesarkannya. Hanya karena miskin, saya tidak bisa menyekolahkan anak saya sampai SMP, apalagi sampai SMA," katanya.
Mimi menuding orang-orang yang menyiksa anakya tidak berperikemanusiaan. Seharusnya, kata dia, mereka menghentikan penyiksaan pada saat Ferdi kebingungan menunjukkan tempat HP dan uang yang katanya dicuri itu, karena itu menandakan bahwa Ferdi tahu. "Saking bingungnya anak saya sampai dibawa ke Masjid At-Taawun di Puncak," ujarnya dengan mimik sedih.
Baik Mimi maupun Taufik meminta polisi agar menghukum para pelaku penyiksaan dengan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya."Mereka harus dihukum seberat mungkin," kata Mimi.
Sementara itu, Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait meminta agar pihak kepolisian mengusut tuntas kasus penganiayaan yang menyebabkan kematian ABG tersebut. "Buktikan apa yang telah mereka tuduhkan itu. Jangan main hakim sendiri. Belum tentu dia bersalah, apalagi jika tidak ada barang bukti," kata Arist saat dihubungi semalam.
Bagaimanapun, kata Arist, perbuatan Cecep dkk tidak bisa dibenarkan karena seharusnya mereka tidak main hakim sendiri, melainkan menyerahkan sepenuhnya pengusutan kasus kehilangan barang dan uang itu kepada polisi. (Warta Kota)