"Saya Lihat Teman Tewas Satu Demi Satu" (1)

By nova.id, Senin, 5 Oktober 2009 | 06:31 WIB
Saya Lihat Teman Tewas Satu Demi Satu 1 (nova.id)

Saya Lihat Teman Tewas Satu Demi Satu 1 (nova.id)
Saya Lihat Teman Tewas Satu Demi Satu 1 (nova.id)

"Ada perasaan tidak yang dirasakan Masril beberapa jam menjelang putrinya tertimbun reruntuhan gedung kampus STBA Prayoga. (Foto: Ester Sondang/NOVA) "

Disangka TewasFirasat tak enak, sebenarnya sudah dirasakan Masril R A (55), ayah Suci. Siang itu, hatinya resah. Guru SMPN 1 Sungai Penuh, Jambi, itu langsung mengambil air wudu dan salat di tempatnya mengajar. Sebelum pulang, ia sempat menelepon putrinya. "Saya tanya, jam berapa pulang hari itu. Katanya jam 19.00. Saya protes, karena biasanya jam 17.00 ia sudah pulang mengajar."

Setelah menamatkan S2-nya di Universitas Negeri Padang, cerita sang ayah, Suci langsung diterima bekerja di almamaternya, STBA Prayoga. Terhitung hingga sebelum hari nahas itu, ia baru bekerja selama satu minggu. "Dia tinggal bersama tantenya sementara anak dan suaminya, Tommy Erwinsyah, tinggal di kota yang sama dengan kami," terang Masril.Ester Sondang