Titip Barang Hingga Burung (3)

By nova.id, Sabtu, 19 September 2009 | 17:48 WIB
Titip Barang Hingga Burung 3 (nova.id)

Titip Barang Hingga Burung 3 (nova.id)

"Rama dan Tia menamakan usaha penitipan barang sesuai dengan nama puteri pertama mereka, Firstania. (Foto: Dok. Pribadi) "

Dijamin Aman Meski Di Rumah PribadiAda yang unik dari tempat penitipan barang Firstania, milik Rama Riandi (27). Selain menaruh barang titipan di rumahnya sendiri, konsumen juga bisa bernegosiasi soal biaya penitipan. "Saya menaruh semua barang titipan di rumah, di daerah Bekasi. Soal keamanan, saya jamin.

Lingkungannya sangat aman. Akses keluar-masuk ke perumahan hanya satu dan dijaga ketat. Usaha ini juga sudah saya laporkan ke RT setempat," ujar Rama saat dihubungi lewat telepon.

Usaha yang namanya diambil dari nama puterinya ini, berawal dari kebingungan Rama meninggalkan barang berharganya di kala harus mudik. "Mau ditinggal, takut hilang, sedangkan kalau dibawa, saya merasa tidak aman. Jadi, usaha ini bisa dikatakan sebagai solusi bagi masyarakat agar bisa tenang meninggalkan barang berharganya saat mudik."

Ada banyak jenis barang yang bisa dititipkan di Firstania. Dari kendaraan bermotor, surat berharga, sampai barang elektronik. Kisaran biaya titip pun beragam, disesuaikan dengan nilai taksiran barang. "Sekitar Rp 5 ribu hingga Rp 50 ribu per harinya. Kalau sudah kenal atau titipnya lumayan lama, harga bisa dinego. Tapi saya tidak menerima barang titipan yang harganya mencapai Rp 1 miliar. Soalnya, kalau ada apa-apa, risikonya besar."

Di rumah seluas 200 m2 itu, Rama memanfaatkan garasi dan halaman depannya untuk menaruh kendaraan bermotor. Perhiasan disimpan di safety box, sedang barang elektronik ditaruh di ruang khusus. "Garasi dan halaman kira-kira bisa menampung sekitar 10 motor dan 20 mobil," kata suami dari Ariestia Alfisman (27) ini.

Cara menitipkan barang di Firstania bisa dibilang lumayan rumit karena konsumen tidak bisa langsung datang ke rumah Rama. "Ini untuk mengantisipasi kejahatan. Biasanya, sih, orang yang mau titip, telepon saya dulu, lalu kami janjian bertemu di suatu tempat. Setelah itu, saya buat surat perjanjian di atas materai, dilengkapi foto barang yang ingin dititipkan, foto penitip, dan fotokopi identitas diri. Kalau semua sudah beres, baru saya minta si penitip mengantarkan barangnya ke rumah. Kalau saya langsung kasih alamat rumah, takutnya rumah saya jadi incaran penjahat."

Pria yang berprofesi sebagai drummer sebuah band ini juga mengaku, biaya yang dikeluarkan untuk usaha yang baru dirintisnya ini, tidak banyak. "Hanya modal promosi dan keamanan saja. Promosi yang dilakukan pun hanya dari mulut ke mulut dan iklan online (tokobagus.com) saja. Sedangkan untuk pengelolaan, saya dan istri yang mengerjakan, dibantu beberapa keluarga."Ester Sondang