"Dulu saya berpikir,zjaman sekarang aja sudah kayak gini, gimana zamannya anak saya. Belum lagi, saya melihat situasi politik kita carut marut, saya coba bersuara, melalui anggota dewan di daerah saya, tapi seperti masuk kuping kiri keluar kuping kanan, ibaratnya tidak di dengarlah," cerita Tommy Kurniawan, khusus kepada tabloidnova.com, Senin (27/1).
Kondisi daerah di Tangerang Raya yang tertinggal membuat Tommy semakin terpacu untuk maju sebagai wakil rakyat. "Saya punya kesempatan di dunia politik, karena saya punya nama. Ketika istri saya mendukung, ada beberapa tawaran tidak saya terima, tapi saya analisa dulu. Akhirnya saya sudah menentukan partai, saya tanda tangan, terus saya survei, di situlah saya keliling membuat saya terpacu lagi. Karena ternyata dengan kepala daerah saja bisa mengubah semuanya," ucapnya.
Minimnya pendidikan, rusaknya infrastruktur daerah pilihan yang didatangi Tommy membuat dirinya semakin terpacu untuk membuat perubahan. "Saya masih ikhlas menjalani amanah ini. Kalau dulu saya terpilih alhamdulilah, kalau enggak, ya, enggak apa-apa. Enggak akan stres, karena niat saya baik," jawabnya.
Icha/Tabloidnova.com