"Sepenuhnya diserahkan kepada orangtunya selama semua masih bisa di handle. Selama mereka mendampingi dan memberikan support, itu merupakan pendidikan yang baik untuk anak-anak," kata Kak Seto.
Menurut Kak Seto, peristiwa yang dialami AQJ bisa dijadikan momentum dan contoh bagi kasus anak-anak lainnya. "Ini seharusnya menjadi momentum untuk mengubah cara-cara yang keliru kepada anak-anak yang berkonflik. Yang belum apa-apa harus ditahan, akhirnya rumah tahanan begitu penuh, sehingga disimpan di tempat tahanan orang dewasa. Ini membuat justru dapat berdampak negatif terhadap perkembangannya," katanya.
Dijelaskan Kak Seto, jika anak-anak mendapat penyimpangan hukum, hal ini akan membahayakan kejiwaan mereka. "Kalau cara penanganan terhadap anak-anak yang tergelincir masalah hukum keliru, maka akan terjadi penyimpangan yang dahsyat lagi. Beberapa kasus sudah membuktikan hal ini," ucapnya.
Icha/Tabloidnova.com