"Sejujurnya, Demi Allah, saya tidak pernah menerima skenario dari opera Maha Guru. Kalau saya nonton iya, pada saat gladi resik. Kita menulis murni berdasarkan FGD (Forum Group Discussion). Kalaupun saya pernah, harusnya ada tanda terima. Sepanjang FGD kita enggak bahas skenario Maha Guru," terang.
Sebelumnya, Hanung mengaku sempat melakukan diskusi dengan pihak Rachmawati, termasuk soal judul. "Mau seperti apa ini, Bung Karno cerita yg sangat komplek. Saya mengusulkan bagaimana seperti Habibie dan Ainun. Waktu itu kita ingin mengambil right buku. Tapi Bu Rachma enggak mau, dia pengin kita membuat dari awal. Kita harus punya FGD untuk membedah buku itu selama 4 hari 3 malam. Di situ kita bedah dari sejak Soekarno lahir. Dari FGD itu mengahsilkan 3 judul, Soekarno: Indonesia Menggugat, Soekarno: Indonesia Merdeka, Hari-hari Terakhir Soekarno," terang Hanung saat ditemui tabloidnova.com.
"Saya juga enggak tahu kenapa bu Rachma begitu keukeuh bikin yang Hari-hari Terakhir. Dari situ kelihatan ide film ini enggak bisa diklaim sepihak," tukasnya.
Icha/Tabloidnova.com