Akibat gagalnya kongres yang terdiri dari partai Demokrat dan Republik untuk menyepakati budget pemerintahan, Gedung Putih terpaksa menghentikan pembiayaan beberapa program yang dianggap tak penting. Salah satunya, kepergian Obama keliling Asia.
Jumat (4/10) pagi, Obama dikabarkan menelepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menyatakan dirinya sangat menyayangkan pembatalan ini. Berita ini dilansir dari pernyataan juru bicara kepresidenan urusan luar negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, kepada BBC. "Kunjungan Obama ini tidak akan dijadwal ulang," ujar sang juru bicara.
Sebagai gantinya, ujar juru bicara Gedung Putih, Sekretaris Negara John Kerry akan menggantikan Obama menghadiri APEC dan East Asia Summit (EAS) di Brunei Darussalam.
Selain untuk menghadiri dua acara besar tersebut, Obama sedianya berangkat ke Asia pada hari Sabtu besok juga untuk mengunjungi Malaysia dan Filipina. Rabu lalu, Gedung Putih merilis pernyataan bahwa Obama akan membatalkan kunjungan ke Malaysia dan Filipina, namun tetap datang ke APEC dan EAS. Namun hanya sehari sebelum jadwal yang ditentukan, seluruh rangkaian kunjungan ke Asia dibatalkan.
Lantas, apakah efek government shutdown yang terjadi di AS? Beberapa pakar finansial mengatakan, jika AS gagal membayar utang-utangnya, negara adidaya ini akan mengalami krisis finansial seburuk, bahkan lebih parah, dari krisis yang pernah dialami AS pada tahun 2008.
Sementara itu, imbas shutdown sendiri sudah mulai dirasakan beberapa bagian AS. Badan Keamanan Transportasi Nasional, misalnya, tidak mengirim penyidik atas kecelakaan bus di Tennesee yang menewaskan 8 orang. Departemen Tenaga Kerja juga gagal merilis laporan kerja karena kantor mereka dinonaktifkan untuk sementara.
Ajeng