Di bulan Oktober 2006, di usia 40 tahun, Cynthia resmi didiagnosa mengidap kanker payudara usai menjalani mammogram rutin yang biasa dilakoninya. Syok, Cynthia sempat berpikir untuk menyimpan erat-erat rahasia penyakit yang dideritanya itu. "Aku tak mau membukanya ke publik saat itu karena aku tak mau selalu diikuti paparazzi di rumah sakit," ujar Cynthia mengenang salah satu momen terburuk dalam hidupnya itu.
Karena sejarah anggota keluarga yang pernah mengidap kanker serupa, sebenarnya Cynthia sudah memiliki firasat bahwa satu saat ia aan mengidap penyakit kanker payudara. "Saat itu aku baru saja menyelesaikan mammogram dan aku ditelepon oleh dokter kandunganku. Katanya dia punya kabar buruk. Tapi katanya saat itu sel kankernya belum terlalu berbahaya dan mereka bisa menghilangkannya dengan radiasi," kata Cynthia yang sempat takut pada awalnya.
Meski begitu, Cynthia akhirnya memutuskan untuk go public dengan kondisinya. Tapi barulah di tahun 2008, Cynthia menjelaskan dengan rinci mengenai ketakutannya sekaligus keberhasilannya memerangi dan membasmi setiap sel kanker di payudaranya. Bahkan usai dinyatakan bebas kanker, Cynthia secara resmi bergabung sebagai aktivis dan juru bicara di Susan G. Komen for the Cure Foundation.
"Aku ingin setiap wanita yang mendengarkanku bisa memahami bahwa ketakutan terbesar adalah rasa takut kita sendiri. Jadi satu-satunya alasan untuk takut adalah ketika kau tidak berani melakukan mammogram sejak awal. Karena, akuilah, ada sebagian dari dirimu yang berkata kau tak ingin mengetahui kesalahan yang ada di tubuhmu. Tapi ketakutan itu justru akan berbuah bencana," ujar Cynthia yang menjalani rutinitas radiasi dan operasi sebelum akhirnya dinyatakan bebas dari kanker payudara.
Yetta/Tabloidnova.com