Hanung Bramantyo Tangisi Kepergian Iqbal Rais

By nova.id, Selasa, 24 September 2013 | 00:28 WIB
Hanung Bramantyo Tangisi Kepergian Iqbal Rais (nova.id)

Hanung Bramantyo Tangisi Kepergian Iqbal Rais (nova.id)

"Hanung Bramantyo di depan jenazah Iqbal (Foto: Gandhi) "

Hanung Bramantyo tak mampu menahan tangis ketika berbicara di depan pelayat dan keluarga sebelum jenzsah Iqbal Rais diberangkatkan ke tempat pemakaman umum di rumahnya Komplek Perumahan Griya Kebraon, Surabaya , Senin (23/9).

Hanung pantas  bersedih, sebab Iqbal, sutradara anak asuhannya tersebut sudah dianggap seperti keluarga. "Iqbal sudah seperti adik saya sendiri," kata Hanung yang harus terhenti beberapa saat untuk menenangkan emosinya. 

Iqbal, lanjut Hanung adalah sosok yang patut dicontoh.  Dia seorang pekerja keras, jujur dan tak pernah berhenti untuk belajar.   "Seharusnya sikap seperti Iqbal menjadi contoh bagi orang lain di bidang apapun," tegas Hanung saat ditemui tabloidnova.com.

Iqbal Rais yang menderita leukima sejak dua tahun lalu pada Senin (22/9) malam menghebuskna nafasnya terakhir di RS Dr. Soetomo,  Surabaya.  Di rumah sakit terbesar di wilayah Indonesia timur tersebut Iqbal yang tengah menjalani pengobatan dengan teknik stemcell. Tapi,  baru dua minggu menjalani perawatan bapak seorang anak yang sudah menyutradari 11 film layar lebar tersebut keburu dipanggil yang Kuasa.

Usai pemakaman, suami dari Zaskia Mecca tersebut menceritakan tentang sosok Iqbal. Menurutnya, Iqbal adalah sosok sutradara muda yang sangat berbakat dan cerdas. Ia  pertama kali mengenal Iqbal pada tahun 2004 melalaui jejaring sosial frendster.  Dalam perkenalan itu, Iqbal minta dirinya bergabung untuk belajar film ditempatnya.  "Saya bilang silahkan saja kalau mau mau datang.  Eh ternyata benar beberapa saat kemudian, pagi-pagi dia jauh-jauh datang dari Surabaya menemui dirinya di Jakarta," kata Hanung menceritakan awal pertemaunnya.

Ketika bergabung dengannya Iqbal mengawali karier dari sangat bawah sama seperti ketika dirinya belajar pada mendiang sutradara kenamaan Teguh Karya dulu.  "Iqbal melakukan seperti apa yang saya lakukan ketika mencari ilmu di Pak Teguh, mulai jadi pesuruh," cerita Hanung.

Namun dalam perjalanan waktu, Iqbal menunjukkan bakatnya. Dan akhirnya pada film Ayat-Ayat Cinta dia dipercaya menjadi asisten sutradara.  "Dia memang cepat sekali menyerap ilmu yang saya berikan," puji Hanung.

 Setelah itu, dirinya melepas Iqbal untuk berdiri sendiri dengan membuat film Tarix Jabrik dan sukses di pasaran.  "Tapi takdir berkata lain, ketika dia masih banyak mimpi-mimpinya untuk mengembangkan dunia perfilman dia harus menghadap yang kuasa," papar  Hanung.

Gandhi