Nyaris semua aktivitasnya dilakukan di atas tempat tidur. Ia jarang bicara, bahkan tak bisa banyak bergerak lantaran ada syaraf yang dikhawatirkan rusak dan mengakibatkan kondisinya semakin memburuk. Dul juga tak bisa jauh dari Maia.
Setiap kali membutuhkan sesuatu, Maia lah yang sigap melayani anak ketiganya itu. Layaknya anak-anak pada umumnya, Dul pun sering menangis lantaran rasa sakit, takut,dan trauma setelah kecelakaan maut yang menimpanya, Minggu (8/9) pagi lalu.
Diungkapkan ibunda Maia, tangan Dul selalu menggenggam tangan Maia, seakan tak ingin dilepas, Dul acap kali memanggil bundanya untuk terus berada di sampingnya.
"Dul sadar terus, kakinya memang patah tapi masih bisa gerak-gerak. Syarafnya juga normal. Setiap saat Dul selalu megangin tangan bundanya," ungkap Hustini Haryono, ibunda Maia, yang menjenguk cucunya di RSPI, Jakarta Selatan.
Tak hanya Maia dan Dhani, diungkapkan Hustini, seluruh keluarga sangat syok dengan kejadian yang dialami Dul saat ini. Ia pun berharap, peristiwa ini bisa dijadikan pelajaran berharga.
"Kami sekeluarga sangat syok. Insya Allah Dul bisa kembali beraktivitas seperti sediakala. Mudah-mudah ini bisa menjadi hikmah," katanya.
Icha/Tabloidnova.com