Tujuh Hari Kepergian Kris Biantoro Berlangsung Khidmat

By nova.id, Senin, 19 Agustus 2013 | 00:18 WIB
Tujuh Hari Kepergian Kris Biantoro Berlangsung Khidmat (nova.id)

Tujuh Hari Kepergian Kris Biantoro Berlangsung Khidmat (nova.id)

"Foto Okki "

Tak terasa tujuh hari sudah seniman besar Kris Biantoro berpulang ke haribaan Tuhan Yang Maha Esa. Keluarga sudah menyiapkan acara misa untuk mendoakan dan mengenang almarhum, yang berpulang pada Selasa 13 Agustus 2013 lalu. Bertempat di rumah duka Komplek Bukit Permai, Jalan Bromo K-8, Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (18/8) malam, acara dimulai sekitar pukul 19.00 wib malam.  Acara misa dibuka dengan sambutan dan kotbah yang disampaikan oleh Romo Yustinus Sulistiadi Pr. Romo Yulistianus bercerita bagaimana Almarhum Kris Biantoro begitu mengabdi pada dunia seni dan negerinya, Indonesia. Bagaimana seorang Kris Biantoro mengabdi kepada istri dan anak-anaknya. Sampai pada saat anak sulung almarhum, Invianto, bercerita perihal kenangan bersama sang ayah.

"Ini ada video singkat berdurasi sekitar satu menit. Diambil beberapa bulan lalu, waktu umurnya menjelang 75 tahun. Disitu papa membacakan sajak yang saya baca pas SMP judulnya Bisik Hidup," kata Invianto.  Putra sulung Kris juga mengungkapkan kekagumannya kepada sang ayah yang memiliki kemampuan mengingat dan berbicara dalam beberapa bahasa, Belanda, Mandarin, Jepang, Inggris, Prancis dan sebagainya.

"Papa itu punya daya ingat yang sangat kuat. Bahkan di usianya yang sekarang, dia masih bisa mengingat pakaian apa yang saya pakai waktu merayakan ulang tahun yang kesepuluh tahun," kata Invianto kagum. "Papa juga bisa berbicara dalam beberapa bahasa secara fasih dan lancar," ujar Invianto sambil melihat ke arah video yang memperlihatkan Kris saat masih ada di tengah keluarga.  Setelahnya, sebuah video diputar menggambarkan bagaimana proses kremasi di Krematorium Oasis Lestari, Tangerang, Banten dan pelarungan abu jenazah yang dilakukan di laut Tanjung Pasir. "Ini proses pelarungan. Guci pertama itu abu tulang, guci yang kedua itu abu peti jenazah," jelas Invianto. Acara misa ditutup dengan nyanyian doa dan lagu nasional 'Tanah Airku'.

 Okki/Tabloidnova.com